Pjs. Gubernur Kaltara : Libur Panjang di rumah saja, hindari kerumunan

by Redaksi Kaltara

TANJUNG SELOR, MK – Sesuai dengan hasil Rakor  Nasional dan Derah Antisipasi Penyebaran Covid-19, Pjs Gubernur Kalimantan Utara Teguh Setyabudi minta masyarakat lebih patuhi protokol kesehatan pada saat libur panjang.
Teguh menyebutkan, sesuai hasil Rakor agar seluruh pemerintah daerah termasuk di Kaltara harus mengantisipasi klaster baru akibat penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober 2020. Salah satunya, dengan melakukan pengaturan lalu lintas untuk mengantisipasi arus mudik selama libur panjang. “Ada beberapa titik kerawanan yang patut menjadi perhatian, memiliki pusat yang dapat, moda transportasi dan tempat rekreasi,” ujarnya.
Teguh juga meminta seluruh pimpinan daerah dan masyarakat di Kaltara untuk memperhatikan beberapa hal. Pertama, melaksanakan protokol kesehatan dengan menjauhi kerumunan, memakai masker, menjaga jarak dan mengukur tangan pakai sabun.
Lalu, kepada kepala daerah agar memastikan kesiapan pelayanan kesehatan selama libur panjang. “Perlunya melibatkan TNI / Polri mengedukasi masyarakat di tempat-tempat wisata, pusat perbelanjaan dan moda transportasi umum,” ungkapnya.
Arahan lainnya, adalah memperbanyak pos pengawasan “patuh protokol kesehatan” di lokasi rawan penyebaran covid-19 (moda transportasi, pusat serta tempat rekreasi atau hiburan); menjaga kewaspadaan dan tidak lengah selama liburan sebagai antisipasi peningkatan kasus setelah libur panjang; Polri perlu meningkatkan patroli lalu lintas untuk mengantisipasi kepadatan jalur arus mudik atau balik dan memberikan rasa aman selama libur panjang. “Masyarakat juga perlu mengantisipasi ancaman La Nina, hindari daerah bencana bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Dan, Kesiap-siagaan BPBD dan perangkatnya termasuk antisipasi jika terjadi bencana seperti pendirian dapur umum,” tutur Teguh.
Dari pelaksanaan rakor sendiri, dalam pengantarnya, Mendagri menyatakan bahwa pekan depan ada cuti bersama dan libur. Libur itu pada 29 Oktober 2020 (Maulid Nabi Muhammad SAW), dan ada dua hari cuti bersama pada pekan itu yakni pada 28 dan 30 Oktober. Ini sesuai SKB 3 Menteri. “Mengingat waktu liburan yang cukup panjang, maka perlu dilakukan antisipasi terhadap kerawanan di bidang lalu lintas udara, darat dan udara,” katanya. Termasuk antisipasi kerawanan pada kegiatan kepariwisataan, keagamaan dan lainnya.
Sementara itu, dalam arahannya Menko Bidang Polhukam Machfud MD menyatakan, libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober ini sangat rentan atau potensi kesalahan protokol kesehatan. Seperti kerumunan kerumunan massa di tempat, reunian, Anugerah Maulid Nabi Muhammad SAW, dan lainnya. “Ini harus diantisipasi agar tidak terjadi penularan Covid-19,” ungkapnya.
Machfud juga menyebutkan, berkaitan dengan kompetisi, negara sangat menghormati dan mendudukkannya dengan layak. Oleh sebab itu, penetapan libur untuk upacara peringatan. Pun demikian, pernyataan negara agama, juga bukan negara sekuler. “Indonesia adalah negara yang beragama,” ungkapnya.
Soal Anugerah Maulid Nabi sendiri, Machfud berharap tahun ini dapat diambil hikmahnya, tanpa melanggar protokol kesehatan. “Harusnya ada perubahan yang lebih baik dari sebelumnya atas peringatan Maulid Nabi ini. Salah satunya dengan tidak melanggar protokol kesehatan,” ulasnya.
Untuk itu, Machfud meminta agar para pimpinan daerah dan Forkopimda dapat berkoordinasi untuk meningkatkan antisipasi potensi protokol kesehatan selama libur panjang dan cuti bersama Oktober ini di daerah masing-masing.
Masukkan lainnya, datang dari Waka BIN Letjen TNI (Purn.) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma. Saran itu di antaranya, perusahaan harus mendata karyawannya yang akan melakukan perjalanan keluar daerah, utama yang berada di zona merah. Dan, perlu melakukan karantina mandiri ada gejala.
BIN juga berharap para pelaku industri pariwisata untuk memperkirakan, memantau dalam kampanye wisata yang aman dan sehat. “Pemerintah daerah mengawasi melakukan pengawasan protokol kesehatan di seluruh kerumunan atau wisata, penegakan hukum yang tegas atas protokol kesehatan,” katanya.
Giliran selanjutnya, adalah Kepala BNPB Doni Monardo. Doni menyebutkan, pentingnya antisipasi peningkatan penyebaran Covid-19 pada libur panjang karena pengalaman yang terjadi pada libur panjang sebelumnya.
“Hingga September lalu, memang menunjukkan kasus aktif Covid-19 menurun hingga 6,7 ​​persen. Angka kesembuhan juga meningkat 7,23 persen, dan angka kematian turun 0,45 persen tapi masih belum bisa mencapai angka kematian global,” tuturnya. Pencapaian itu, tak lepas dari kegigihan kinerja pimpinan daerah, tenaga kesehatan juga pihak terkait lainnya.
Atas prestasi ini, Doni memohon dengan sangat agar seluruh pihak tetap mendukung dan mendukung penanganan penanganan Covid-19 di Indonesia. Tentu saja, masyarakat mengurus untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, dan tidak mengabaikan 3M, “ucapnya.
Doni juga mengaruhi agar masyarakat mewaspadai cuaca ekstrim dan dampak La Nina 2020, utama wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya. “Melihat kondisi itu, kami mengabaikan masyarakat untuk memilih opsi liburan di rumah saja. Lakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan imun tubuh, menanam pohon dan lainnya di rumah,” ulasnya.
Di bidang perhubungan sendiri, Kemenhub memprediksi puncak kemacetan atau arus libur panjang akan terjadi pada 27 Oktober dan 28 Oktober. Sementara angkutan yang diprediksi paling banyak digunakan, adalah angkutan udara dan kereta api. Khusus angkutan kereta api, dasar 70 persen penumpang.
Dishub bersama TNI dan Polri juga diharapkan melakukan pemeriksaan acak terhadap bus penumpang. Utamanya, penerapan protokol kesehatan. (Humas)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.