Tarakan, MK – Rencana pembangunan Science Park (Laboratorium) di Kalimantan Utara tepatnya di Kota Tarakan terancam dipindahkan ke Daerah lain. Hal itu terjadi lantaran kurangnya komunikasi dari tiga Intitut yang terkait yakni Pemrov Kaltara, Pemkot Tarakan, dan Unit Pelaksana Tugas (UPT.
Hal tersebut disampaikan Lukito Hastapratoko selaku Direktur Kawasan Sains Teknologi dari Kementrian Riset dan Tekonologi Pendidikan Tinggi, bahwa sejatinya pembangunan Science Park harusnya sudah masuk dalam pembangunan pada tahun ini, tetapi karena kurangnya koordinasi dari tiga Institut yang terkait sehingga sampai saat ini proses pembangunannya masih dalam tahap penyusunan Master Plan oleh Konsultan
“Yang jelas kurang adanya koordinasi antara Pemkot, Pemrov, dan UPT sehingga ada keterlambatan dalam pembangunan. Makanya kami membentuk Task Fos, yaitu tim yang menangani yang terdiri dari beberapa SKPD” ujarnya kepada Metro Kaltara, Kamis (06/10)
Lukito menegaskan apabila dalam tahun ketiga ini belum juga siap, kemungkinan pihak kementrian akan memindahkan kedaerah lain mengingat banyak daerah yang menginginkan pembangunan tersebut mengingat dana untuk pembangunan Science Park telah disiapkan oleh Kementrian Riset dan Tekonologi Pendidikan Tinggi
“Ketakutannya itu, duluh sudah terjadi kearah kesana. Kalau sampai tahun ketiga belum ada kesiapan apa-apa, dipindahkan ke lokasi lain. Padahal kita sudah menyediakan semuanya baik anggaran maupun fasilitas. Kalau memang tanggapannya tidak ada ya kita pindahkan karena mendingan kita bangun yang lain yang punya niat, semangat daripada pada yang tidak punya niat” tegasnya.
Selain kurangnya koordinasi Pemrov, Pemkot, dan UPT permaslahan lainnya adalah masalah penyedian lahan yang juga menjadi kendala dalam pembangunan Science Park yang berlokasi di Daerah Amal dan berdekatan langsung dengan Universitas Borneo Tarakan (UBT). Padahal perencanannya sudah dimulai sejak tahun 2015. Akan tetapi pembangunan yang ditargetkan rampung pada tahun 2019, belum juga masuk dalam tahap pembangunan hingga tahun ke tiga.
“Jadi kita mulai dari 2015 sampai 2019 hanya saja Kaltara ini aga terlambat didalam penyediaan lahan kalau ditempat yang lain, Sembilan lokasi yang kami fasilitasi sudah ada yang membangun fisik bahkan ada yang sudah operasional “ tambahnya.(Ras/Rz)