PONTIANAK, MK – Sebagai wilayah perbatasan Indonesia, Kalbar menjadi salah satu propinsi yang menerima 4 unit senjata Oerlikon Skyshield Mark II. Senjata spesialis penangkis serangan udara ini, didatangkan ke Detasemen Hanud 473 Paskhas Pontianak, sebanyak 2 satuan tembak.
Komandan Lanud Supadio, Marsma Tatang Harlyansyah mengatakan, salah satu pertimbangan dipilihnya Kalbar sebagai lokasi yang diperkuat oleh Oerlikon Skyshield karena merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan beberapa negara ASEAN. Selain itu, Lanud Supadio telah memiliki skadron tempur taktis Hawk 100/20 dan skadron pesawat tanpa awak.
“Kedepan akan kembali ada penambahan skadron udara lagi, karena rencananya Supadio kelak akan menjadi pangkalan induk sehingga dipandang perlu adanya alutsista (alat utama sistem pertahanan) seperti Oerlikon Skyshield untuk melindungi pangkalan militer dari serangan udara,” ujar Tatang.
Komandan Detasemen Hanud 473 Paskhas Mayor Pas Anang Baskoro menjelaskan, senjata buatan Swiss tahun 2014 tersebut diklaim sebagai yang tercanggih di dunia dan dimiliki Indonesia saat ini. Bahkan Indonesia juga disebut sebagai pembeli pertama senjata tersebut yang dibeli langsung dari pabrik Rheinmetall Air Defance Swiss.
Menurutnya, senjata penangkis udara ini dapat bekerja efektif sejauh empat kilomoter dan mampu menghancurkan sasaran udara berupa pesawat apapun, termasuk rudal, roket dan mortir yang datang menyerang.
“Didalam prinsip kerjanya, senjata ini mampu mendeteksi benda apapun yang berada di angkasa. Dapat menyerang obyek sasaran yang dilindungi sejauh 30 kilometer. Ketika obyek sasaran yang telah dikunci, meriam akan ditembakkan dan akan terus mengikuti sasaran hingga sasaran hancur,” katanya.
Oerlikon Skyshield MK2 ini didatangkan sebanyak 2 satuan tembak. Setiap satu satuan tembak terdiri dua meriam kaliber 35 mm, satu sensor unit atau radar mobile dan satu Camend Pos yang berfungsi sebagai pengendali tembakan dan satu pembantu radar secara visual. Dalam 1 menit, Oerlikon Shield bisa menembakkan 1000 butir peluru, dan setiap butirnya akan pecah menjadi 152 butir peluru lagi.
“Tugas Detasemen Hanud 473 Paskhas Pontianak untuk menjaga pangkalan TNI AU, mengingat adanya keberadaan skadron tempur di Lanud Supadio ini, akan semakin kuat. Apalagi tugas kita juga melindungi obyek vital selain pangkalan militer atas kebijakan dari Panglima Komandan Pertahanan Nasional,” ujarnya. (Lyn/Rz)
.