Demo Pedagang Bentol Tarakan

by Metro Kaltara

Pedagang bentol

Tarakan, metrokaltara.com – ratusan pedagang Bensin Botolan (Bentol) di Kota Tarakan melakukan aksi unjuk rasa, para pedagang bentol ini berkumpul didepan Bandara Juwata Tarakan sebelum bersama-sama menuju kantor DPRD untuk melakukan orasi.

Setibanya dikantor dewan, para pengunjuk rasa langsung berorasi didepan pintu gerbang yang dikawal ketat aparat kepolisian dan Satpol PP, para pengunjuk rasa meminta agar para anggota dewan keluar untuk menemui para pendemo.

15 orang perwakilan pengecer di persilahkan menemui anggota Dewan dan Walikota yang sejak pagi menunggu di ruang Ketua DPRD Tarakan dan langsung melakukan pertemuan, rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Tarakan Muddain memberikan kesempatan kepada perwakilan pengecer bentol untuk menyampaikan tuntutan kepada Walikota Tarakan.

Suasana Memanas.

Mendengar tuntutan pendemo yang meminta agar ada kebijakan dari pemerintah terkait larangan penjualan bensin botolan, Walikota Tarakan Sofian Raga mengatakan bahwa tidak ada intimidasi terhadap pengecer bentol yang ada adalah melaksanakan undang-undang.

Ridwan AK, Perwakilan pengecer bentol langsung berang dan mengaku kecewa kepada kepada Walikota Tarakan, “Kami datag kesini mencari solusi pak, tidak usah bicara undang-undang, kami datang minta keadilan, ini masalah perut, kami masyarakat pak, kami bangsa Indonesia, tidak usah bicara undang”, harap Ridwan dengan nada tinggi.

Rapat juga sempat tegang ketika salah satu perwakilan Lembaga social Masyarakat (LSM) yang turut menyampaikan tuntutan, pimpinan rapat Muddain sempat meminta Gufron selaku perwakilan LSM untuk keluar dari ruang sidang, Muddain menilai tuntutan  Gufron diluar dari kesepakan massa para pendemo.

Hingga berita ini diturunkan, rapat masih berlangsung, belum ada titik temu yang disepakati antara pemerintah dan pengecer bensin botolan.

.

Reporter: Mulyadi Abdillah

Editor: Muhammad Reza R.

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.