TIM P3PD: Antusias Kader Sekolah Lapang ikuti penyampaian materi.
TANA TIDUNG, MK – Tim Program Penguatan Pemerintah dan Pembangunan Desa (P3PD) Lakpesdam PCNU Kabupaten Tana Tidung menggelar kegiatan Team Building dan Penggalian Gagasan dan ide bagi para kader sekolah lapang. Yang di gelar di dua desa di Kecamatan Sesayap Hilir.
Hal tersebut bertujuan untuk membekali serta mempersiapkan para kader untuk berperan aktif serta dapat berpartisipasi di dalam musyawarah desa maupun RKPDes.
Kepala Desa Bendan Bikis Yuliansyah sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Team Building Penggalian Gagasan di desanya. Menurutnya kegiatan yang dilakukan sangat bermanfaat bagi warga Desa Bandan Bikis.
“Ini sangat bermanfaat bagi warga, karena selama ini kegiatan yang ada di sini hanya kegiatan-kegiatan yang bersifat bagi orang yang mampu lah,”kata Yuliansyah.
Ia berharap kegiatan tersebut, Team Building bisa terus melakukannya dan memberikan pemahaman agar pola pembangunan di desanya lebih baik untuk hari yang akan datang.
“Tentu saja harapan kita agar kegiatan ini terus berlanjut, karena sangat bermanfaat sekali bagi warga. Saya juga berterimakasih kepada Team Building untuk kegiatan yang bermanfaat ini,”harapnya.
Ismaliansyah Ketua PCNU Lakpesdam Kabupaten Tana Tidung mengatakan apresiasinya terhadap perangkat Desa Bebatu dan Bandan Bikis dan seluruh warga desa wabil khusus yang tergabung dalam pengurus Sekolah Lapang.
“Terima kasih dan apresiasi setinggi- tingginya baik perangkat maupun warga di dua Desa Bebatu dan Desa Bandan Bikis yang memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan desa inklusif melalui program P3PD,”ujar Ismaliansyah
Ia melihat, Keharmonisan antara perangkat desa dengan warga terbilang baik, tentu ini menjadi modal dasar untuk suksesnya program dan mewujudkan inklusivitas di desa.
Ia juga meyakini bahwa inklusivitas mesti terwujud untuk mencapai kondisi yang sehat dalam kehidupan sosial- kemasyarakatan di desa.
“Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk memfasilitasi semua kepentingan warga tanpa kecuali. Desa adalah ruang paling nyata dalam memotret berjalan atau tidaknya demokrasi. Maka dari itu, untuk tidak meninggalkan satu orang pun dalam pembangunan desa,” jelasnya.
Selain itu juga, desa inklusi merupakan model pemerintahan yang mengakomodasi hak semua orang, tentu diharapkan Penyandang Disabilitas. Pemerintah desa harus melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif, terbuka, menghargai keragaman, serta menghilangkan hambatan.
“Beberapa indikator yang bisa kita ukur bersama terkait desa inklusi. Pertama, adanya keterlibatan penyandang disabilitas dalam pengambilan kebijakan, adanya regulasi yang mendukung, akses pada layanan umum, layanan fisik yang aksesibel, adanya fasilitas sosial masyarakat pada penyandang disabilitas, dan adanya ruang untuk belajar,”pungkasnya. (rko)