LAPAS II A TARAKAN, AKAN ADAKAN PROGRAM PESANTREN

by Metro Kaltara

ILUSTRASI

TARAKAN, MK – Demi meningkatkan Akhlak dan Iman para Nara Pidana (Napi) maupun tahanan yang menjadi warga binaannya Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) KElas II A Kota TArakan, akan mengadakan program pesantren.

Menurut Kepala Lapas, RB Danang mengatakan saat ini pihaknya kini membuat kurikulum bersama Baznas, setelah itu akan dibawa ke Kementerian Agama (Kemenag) Tarakan.

“Kita akan fokus bersama Baznas dan MUI untuk membuat kurikulum selanjutnya kita akan mendaftarkan lembaga ini ke Kemenag Tarakan kemudian sambil menata tempat yang kami sudah siapkan,” ujarnya.

Rencananya, dalam kurikulum ini akan ada mata kuliah wawasan kebangsaan negara, hukum internasional di Indonesia, terkait ancaman diperbatasan Negara, potensi maritim di perbatasan dan tentang Kamtibmas dari Kapolres Tarakan.

Selain itu, Mata Kuliah seperti bahaya narkoba rencananya akan dimasukkan juga, meskipun diluar lapas telah diadakan slogan untuk memerangi Narkoba, namun menurutnya hal itu saja tidak cukup untuk membuat sadar para napi yang ada di Lapas. Intinya, kata Danang, melalui pesantren ini akan menjadi bagian pioner yang akan menggerakkan zero narkoba.

“Pesantren ini persiapannya belum selesai, akan kita namanya Al Hidayah dan didalamnya berisi tentang kebangsaan jadi tidak akan ada faham lain-lain,” tegasnya.

Saat ini, Danang mengungkapkan sudah ada sekitar 150 warga binaan yang mendaftar untuk ikut serta dalam pesantren dan sudah mengisi formulir dan siap menjadi santri. Pesantren ini khusus untuk muslim, karena didalam Lapas, jumlah warga binaan mencapai seribu orang.

Tapi, untuk warga binaan non muslim, Lapas memiliki program lain yaitu tour gereja dan persiapan sekolah Alkitab. Nantinya sekolah Alkitab dan pesantren ini akan jadi mata kuliah keahlian, khusus disamping itu ada Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang didalamnya yang menjadi siswanya adalah seluruh agama.

“Mata kuliah nanti bisa diisi oleh Forkopimda, BNN dan tokoh agama untuk mengajar sebagai mata kuliah dasar,” bebernya.

Diakuinya, jumlah warga binaan yang tersangkut narkoba sangat besar sehingga menjadi alasan pesantren ini dibuat. Ia harapkan, akan menjadi cikal bakal perilaku tidak baik, saat masih menjadi warga binaan atau saat sudah keluar nanti.

“Kita akan membuat MoU, pengajarnya nanti dari Forkominda memberikan kuliah umum, tapi tidak ada honornya. Karena kita bersama-sama mau menjadikan warga binaan menjadi lebih baik lagi,” tutupnya.(arz27)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.