TARAKAN, MK – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan (FKIP UBT) dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) akan menggelar Seminar Nasional Literasi Kelas Awal.
Seminar bertajuk Mencerdaskan Indonesia dari Kelas Awal ini dilaksanakan pada Senin – Rabu, 16 – 18 Juli 2018 di Gedung Rektorat UBT. Sebanyak 300 peserta dari unsur pemerintah daerah, dosen, kepala sekolah, guru dan mahasiswa akan berpartisipasi.
“Sebagai pembicara kunci kami mengundang Mary Caroline Fearnley-Sanders, Ph.D. Ia adalah pakar literasi kelas awal dari Australia yang banyak melakukan penelitian di Indonesia,” terang Dekan FKIP UBT Dr Suyadi M.Ed di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), Sabtu
(15/7).
Selain pakar dari luar negeri, UBT juga menghadirkan ahli literasi dari tiga universitas berpengaruh di Indonesia. Mereka adalah Dr Evi Fatimatur Rudiansyah,
M.Ag dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Dr H. Bernard, M.Pd Direktur Pusat Sekolah Eksekutif Universitas Negeri Makasar (UNM) dan Drs Umar Samandhy, M.Pd dari Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Ketiganya menyajikan hasil penelitian terkini tentang literasi kelas awal. UBT juga mengundang kepala dinas pendidikan, kepala sekolah dan guru untuk berbagi pengalaman. Seluruh pengalaman itu akan dirangkum menjadi rekomendasi.
Seminar literasi kelas awal ini bertujuan untuk merumuskan rekomendasi bagaimana menguatkan calon guru sehingga mereka lebih siap mengajar di kelas awal (pre-service) dan pelatihan guru yang sudah dalam jabatan (in-service).
Seminar literasi ini akan memberi dampak positif bagi Kaltara. Seperti provinsi lain, Kaltara juga menghadapi masalah dengan rendahnya keterampilan membaca siswa SD. Hasil Assessment Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) Kemendikbud 2016 menemukan kemampuan membaca siswa kelas 4 SD di Kaltara berada dua poin di bawah nilai rata-rata nasional.
Survei Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran
Indonesia (SIPPI) yang dilakukan INOVASI juga menemukan, hanya 14,59 persen siswa kelas I SD yang mampu membaca, sedangkan di kelas II hanya 60,94 persen. Survei ini melibatkan 540 siswa di 20 SD di Bulungan dan Malinau.
Dekan FKIP UBT Suyadi mengatakan, literasi kelas awal merupakan pondasi bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan penguatan demokrasi. Hanya mereka yang memiliki keterampilan literasi bisa berkontribusi di abad 21.
Keterampilan itu membantu generasi muda Indonesia bisa bekerja lebih kreatif, komunikatif dan mampu bekerjasama dengan banyak orang.”Itulah sebabnya FKIP
UBT sangat tertarik untuk mengembangkan perkuliahan literasi kelas awal,” terangnya.
Manajer Provinsi INOVASI Kaltara Handoko Widagdo mengatakan, pihaknya mendukung FKIP UBT mencari solusi untuk meningkatkan mutu pembelajaran literasi kelas awal. Kolaborasi ini diharapkan bisa memicu kerjasama lebih lanjut antara universitas, pemerintah daerah dan sekolah.
“Sebagai satu-satunya universitas negeri di Kalimantan Utara, diharapkan UBT menjadi pemasok guru yang mempunyai keterampilan mengajar literasi di kelas awal dan menjadi mitra pemerintah daerah dalam melatih guru dalam jabatan” terangnnya.
Program INOVASI merupakan program kemitraan pendidikan antara pemerintah Indonesia-Australia. Program ini difokuskan untuk meningkatkan mutu pembelajaran pada bidang literasi, numerasi dan inklusi di jenjang pendidikan dasar. Di Kaltara program ini bekerja di dua kabupaten yaitu Bulungan dan Malinau. (arz27)