Diskusi Ringan oleh DPC GMNI Bulungan.
TANJUNG SELOR – Penguatan kaderisasi organisasi, merupakan cara ampuh untuk mempertahankan eksistensi dan keberlangsungannya.
Kian waktu, dihadapkan pada perubahan dan tantangan zaman. Para pemimpin organisasi, diharapkan mampu melahirkan inovasi dan kreatifitas sehingga kemudian mampu melahirkan solusi yang solutif.
Upaya ini, dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsunganya. Alumni GMNI Bulungan, Alfonsus Fandi Chengkar menjadi pembicara dalam pembahasan diskusi yang dikemas secara sederhana, namun tidak mengurangi esensi dasarnya.
Berbicara kaderiasi, Bung Fandi menawarkan beberapa cara untuk memastikan pola itu bakal tetap relevannsi dengan perkembangan zaman. Hal penting yang dia tekankan, soal hubungan emosional.
“Bangun kedekatan emosional, dan buat rekan diskusi itu nyaman, materinya tidak monoton yang bakal melahirkan efek jenuh,”ucap Fandi,sapaan akrabnya, Kamis (7/12/2023).
Kemudian, dia menekankan pentingnya penyusunan program kaderisasi yang efektif. Penguatan sumber daya manusia untuk meyakinkan orang yang mau diajak bergabung dalam sebuah organisasi.
Sebagai mahasiswa, kata dia jangan membiarkan budaya hedonisme dan apatisme tertumbuh subur dalam diri mahasiswa, karena jika itu dibiarkan maka mahasiswa akan terus terperangkap pada zona kenyamanan dan di ninabobokan oleh lingkungan.
Ditekankan Bung Fandi, bahwa GMNI merupakan organisasi nasionalis, mereka yang tergabung didalamnya yaitu mahasiswa. Sebagai kaum intelek, mereka mesti mampu kembangkan potensi diri, kelebihan lain di GMNI adalah organisasi nasionalis, didalamnya tidak ada sekat pembatas, dan tanpa memandang latar belakang, suku, ras dan agama.
“GMNI ini bisa dikatakan mineaturnya Indonesia,”tukasnya.
Dalam organisasi GMNI , kata dia terlahir kesamaan perspektif melalui aktivitas belajar kemudian diaktualisasikan untuk mengadvokasi masyarakat atau machtsvorming.
Sebagai mahasiswa harus bisa tentukan skala prioritas, dan harus beriringan antara kampus dan organisasi.
“Sebagai mahasiswa yang tergabung dalam GMNI, pasca berkuliah itu tinggal memilih, mau lulus tepat waktu atau lulus pada waktu yang tepat,”terangnya.
Sementara itu, Sekretaris DPK Ekopol Unikaltar, Bung Anton menambahkan tahapan dan proses kaderisasi organisasi masih menuai kendala. Utamanya, berkaitan dengan menyisihkan waktu antara kuliah dan bekerja.
“Itu yang masihmenjadi tantangan yang kami alami, dan harus dihadapkan dengan teman mahasiswa yang tergolong berat, jika diajak untuk berdiskusi,”ucapnya.
Ke depan, DPK Ekopol kata dia akan berusaha mencarikan formulasi baru dalam pola kaderisasi yang sesuai zaman. Sehingga, ada keinginan yang tinggi bagi mahasiswa untuk bersama bergerak di luar kampus melalui wadah organisasi.(*)