Jakarta: Maskapai Sriwijaya Air menginginkan proses akuisisi perusahaannya oleh maskapai Garuda Indonesia dipercepat. Pasalnya, Sriwijaya menunggu momen tersebut untuk kembali memperelok kondisi perusahaan.
Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Adriaan Saul mengungkapkan lebih cepat maskapai pelat merah tersebut mengakuisisi Sriwijaya Air, maka kondisi perusahaan akan semakin baik.
“Lebih cepat lebih baik (akuisisi),” kata Joseph
Joseph menjelaskan dengan akuisisi tersebut Sriwijaya akan terselamatkan dari masalah keuangan dan menaikan tingkat kepercaan publik yang menggunakan jasa penerbangan Sriwijaya.
Berdasarkan catatan Medcom.id, Sriwijaya memiliki kewajiban dalam membayar utang kepada sejumlah perusahaan BUMN. Sriwijaya memiliki utang USD58 juta kepada anak usaha Garuda Indonesia, PT GMF AeroAsia Tbk.
Selain itu, Sriwijaya juga terlilit utang dengan PT Pertamina (Persero) sebesar USD60 juta atau setara Rp869,68 miliar serta dengan BNI sekitar Rp500 miliar.
“Sebenarnya bukan hanya masalah keuangan, tapi credibility di pasar. Dengan masuknya Garuda Indonesia, maka market semakin percaya,” ungkap dia.
Sehingga semakin cepat rencana akuisisi ini terealisasi, maka Sriwijaya akan semakin terselamatkan. Pengembangan dan perbaikan struktur serta operasional perusahaan juga akan semakin cepat dilakukan.
“Sehingga pegembangan dan perbaikan bisa lebih cepat, di seluruh aspek,” ucap Joseph.
Sejauh ini, lanjut Joseph, pihak Sriwijaya dan Citilink Indonesia, anak usaha Garuda Indonesia telah menandatangani letter of intent (LOI). Saat ini, proses akuisisi Sriwijaya Air oleh Garuda Indonesia masih berlangsung.
“Evaluasi sedang dalam proses,” imbuh Joseph.
Meski demikian, tambah Joseph, belum ada pembicaraan khusus mengenai rute-rute penerbangan yang akan dioperasikan oleh Sriwijaya jika akuisisi tersebut teralisasi. Operasional rute penerbangan Sriwijaya akan tetap pada pasarnya saat ini.
“Mengenai rute, kita free market dan mengikuti pasar. Karena, target market dan product line-nya berbeda,” pungkas Joseph.
Garuda Indonesia sebelumnya menyatakan tengah menghitung besaran nilai atau valuasi aset dalam rencana pengambilalihan saham mayoritas milik Sriwijaya Air.
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan, dalam perjanjian kedua belah pihak Garuda Indonesia memiliki opsi untuk mengakuisisi minimum 51 persen saham tersebut. Pria yang biasa disapa Ari ini mengatakan saat ini pihaknya masih dalam tahap penghitungan aset.
“Kita sekarang dalam proses penilaian aset dan kita akan negosiasi berapa nilainya,” kata Ari.
Ari mengatakan pihaknya memiliki waktu maksimal lima tahun untuk melakukan penghitungan tersebut. Ia mengatakan apabila dari hitung-hitungannya bagus maka Garuda menyatakan keseriusan untuk menjadi pemegang saham utama Sriwijaya.
“Jadi kita lihat perkembangannya, kalau memang kondisinya bagus, bagaimana kita bisa meminta Sriwijaya pengembalian utangnya, dan prospek ke depannya bagus, ya kita akan exercise,” jelas Ari.
Sumber: Medcom.id