Ada Dua Oknum Tak Berkompeten Tertangkap Kamera di Ruang Laboratorium RSUD Kota Tarakan
Tarakan, MK – Hasil tes urine bakal calon bupati M. Yahya HT pada tahapan pemeriksaan kesehatan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Tana Tidung yang dinyatakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Tarakan mengandung zat methapetamine terindikasi dikriminalisasi oleh oknum tak bertanggung jawab.
Bahkan secara tegas, Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Kaltara Steve Singgih membeberkan adanya bukti cukup kuat yang didapat oleh partai pengusung untuk mengajukan gugatan ke Polres maupun Panwaslu.
“Jadi saya sampaikan kepada awak media, bahwa calon kami M. Yahya HT telah dikriminalisasi. Kami sudah memiliki bukti kuat dan sanksi yang didampingi kuasa hukum untuk melaporkan perkara ini lebih lanjut,” cetus Steve.
Ia menjelaskan ada kejanggalan dalam proses pengambilan tes urine M. Yahya HT. Apalagi bakal calon bupati yang diusung Partai Nasdem dan Hanura ini diminta dua kali sampel kencingnya. Padahal, menurutnya sampel pertama dinilai sudah cukup banyak dan diserahkan sekitar 1 jam lalu sebelum permintaan sampel kedua.
“Nah disini parahnya, yang minta untuk calon kami kencing kedua kali ternyata bukan seorang dokter atau perawat dari laboratorium. Melainkan oknum yang kami nilai tidak memiliki wewenang terkait pemeriksaan kesehatan bakal calon bupati dan wakil bupati. Kami sudah memiliki bukti videonya dan parahnya oknum yang tak dikenal tersebut tertangkap kamera juga masuk dalam laboratorium. Ini ada apa sebenarnya?,” kesalnya.
Dari bukti-bukti yang dimiliki ini, Partai Nasdem dan Partai Hanura secara tegas menyatakan bahwa laboratorium RSUD Kota Tarakan tidak steril. “Jelas ini tidak steril, kami ragukan kalau hasil tes urine calon kami itu. Tidak mungkin M Yahya HT menggunakan narkoba, ini sudah tidak benar karena ingin mengugurkan calon kami,” tuturnya.
Untuk itu, Steve meminta pertanggungjawaban IDI Kota Tarakan dan RSUD Kota Tarakan. Sementara penuturan Direktur RSUD Kota Tarakan dr. Wiranegara Tan menyebutkan bahwa ruang laboratorium terjamin sterilisasinya.
“Pernyataan berbanding terbalik, sekarang kami punya bukti ada oknum masuk disitu,” sebutnya.
Sedangkan ketika dikonfirmasi Metro Kaltara melalui telepon seluler Ketua IDI Kota Tarakan dr. Timbang tak ingin berkomentar. Dalam SMS yang diberikan kepada redaksi Metro Kaltara, dr. Timbang meminta kepada media untuk berkomunikasi langsung kepada direktur RSUD Kota Tarakan dr. Wiranegara secara langsung. (sti)
.