TARAKAN, MK – Adanya laporan orangtua murid terhadap salah satu guru SMK Negeri 2 berinisial MJ yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anaknya berinisial RA mengundang banyak pihak angkat biacara. Salah satunya Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Tarakan Setiadi meminta kasus tersebut harus segera disikapi tegas oleh Dinas Pendidikan (Disdik) melalui pengawas sekolah.
Ia menjelaskan guru sebaiknya menjadi contoh bagi masyarakat dalam mendidik siswanya memiliki etika yang baik selain memberikan pengetahuan secara akademis. “Jadi apabila ada guru yang melakukan tindakan pelecehan patut dihukum secara tegas. Disdik maupun pihak sekolah bersangkutan tak boleh melakukan pembiaran. Apalagi kasus pelecehan terhadap siswa sekolah sudah beberapa kali terjadi,” tegasnya.
Setiadi pun mengungkapkan GP Ansor Kota Tarakan siap memberikan bantuan hukum apabila orangtua bersangkutan meminta pendampingan. “Selain berperan dalam pembinaan generasi muda di kalangan Nadhatul Ulama sudah menjadi kewajiban Ansor dalam memberikan bantuan-bantuan hukum terhadap berbagai kasus pelecehan anak. Kami punya bidang komisi hukum, tujuannya tak lain agar kasus-kasus seperti ini tidak terjadi lagi di Bumi Paguntaka,” jelasnya.
Sebelumnya ER orangtua murid RA mendatangi Kepala sekolah SMK Negeri 2 Tarakan untuk meminta penjelasan dan pertanggungjawaban atas perlakuan sang guru MJ.
Ketika tiba di sekolah ER langsung bertemu dengan kepala sekolah dan oknum guru (MJ). Tak lama kemudian sempat terjadi ketegangan karena ER merasa risih melihat MJ dan petugas kepolisian pun datang melakukan mediasi.
ER menangis sambil menceritakan perbuatan MJ yang melecehkan anaknya sebanyak dua kali dengan memegang buah dada RA dan menyentuh bokongnya.
Namun, MJ membantah atas tuduhan tersebut dengan mengatakan kejadian itu tidak disengaja dan tanpa niat dilakukan. Mendengar pengakuan MJ, ER pun langsung geram lalu memukul meja sambil nangis dan melaporkan ke Polres Tarakan
“Dia ini seolah-olah membela diri, baru kepala sekolahnya menutupi semuanya. Aku jengkel disitu, bahwa bawahannya benar. Aku membela anak saya, membela kebenaran. Aku gak mau ada korban di belakangnya cukup saya yang sakit,” ujar ER kepada Metro Kaltara, Rabu (03/08).
“Masa megang buah dada orang itu biasa, terus dia pegang-pegang pipi anak saya katanya gemes. Alasannya karena dia juga punya anak perempuan, memangnya anak orang mau pegang seenaknya. Saya tidak terima anak saya dikasih begitu,” keluhnya.
Sementara MJ tetap membantah tuduhan tersebut. “Ini kan jalan turunan, saya kalau masuk lewat sini mas mutar. Terus jalannya kurang lebih dua meterlah saat itu saya hampir tabrakan dengan teman saya, kebetulan saat itu banyak siswa kemudian saya gugup dan tangan saya nyangkut dibagian buah dada RA,” kilahnya.
Kemudian kejadian kedua lanjut MJ saat naik motor pulang sekolah. Tiba-tiba ER lompat ke atas motornya. “Karena takut jatuh saya suruh turun. Tapi tetap gak mau turun, terus saya turunkan menggunakan tangan dari belakang. Itu aja mas,” akunya. (aras/MK*1)