- Punya Alasan Tepat Kunjungi Long Sule dan Long Pipa
MALINAU, MK – Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si menegaskan, dirinya mempunyai alasan tersendiri mengunjungi Desa Long Sule dan Long Pipa setiap tahun dalam Perjalanan Ibadah Natal Bupati Malinau. Ia sangat menikmati dan merasakan suka cita setiap mengunjungi desa yang berada jauh dari ibu kota kecamatannya, yaitu Kecamatan Kayan Hilir tersebut.
“Saya bersyukur bisa melaksanakan perjalanan ibadah Natal yang saat ini adalah hari (tempat) keenam,” ujar Bupati mengawali sambutan dalam Perjalanan Ibadah Natal Bupati Malinau Tahun 2018 di Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Long Sule, Kecamatan Kayan Hilir, Selasa (11/12) lalu.
Diungkapkan Bupati, seharusnya dirinya dan rombongan sudah berada di Long Sule pada Senin (10/12), akan tetapi karena kondisi penerbangan yang tidak bisa melayani, sehingga rombongan tiba pada Selasa (11/12) dan hanya bisa menginap sehari di Long Sule, karena, Rabu (12/12) melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Sungai Boh.
“Tapi walaupun satu malam, saya menikmati dan meraskan suka cita, terkhusus karena apa yang disampaikan (panitia dan perwakilan kecamatan) tadi tentang capaian-capaian Long Sule dan Long Pipa yang tentu tidak sederhana. Bagi saya ini sebuah prestasi yang luar biasa,” ucap Yansen TP.
Lanjut diungkapkan Yansen, ada seseorang yang bertanya kepadanya kenapa setiap tahun dirinya selalu ke Long Sule dan Long Pipa, sementara di kecamatan yang lain, desa yang dikunjungi berganti-ganti. Padahal, Long Sule dan Long Pipa bukan ibu kota kecamatan?
Menjawab pertanyaan itu, kata Bupati, karena dirinya ingin sesuatu yang kongkrit dan nyata, terutama kalau melakukan sesuatu itu harus menghasilkan sesuatu yang betul-betul nyata dalam kehidupan masyarakat.
“Nah kenapa Long Sule dan Long Pipa, hati saya mengatakan saya mau ke sana setiap tahun. Kalau perlu setiap hari! Kenapa, krn ada sesuatu yang harus saya lakukan di desa ini dan ada sesuatu yang harus diangkat dari desa ini,” tegasnya.
Dikatakan Bupati Malinau dua periode ini, hatinya sempat bergetar, terharu dan hampir menangis ketika mengetahui produk anyaman rotan dari dua desa tersebut di-posting di akun media sosial Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo. Dirinya sebagai kepala daerah bangga ketika Ketua TP PKK Kabupaten Malinau Ping Yansen berdampingan dengan Presiden yang sedang memegang tas dan sepatu karya dari Long Sule dan Long Pipa dalam sebuah event nasional di Jakarta.
“Presiden mengatakan melalui FB (Facebook)-nya hari ini saya melihat sesuatu yang sangat berkesan (produk anyaman rotan Long Sule dan Long Pipa),” kata Bupati menirukan tulisan di akun resmi Facebook Presiden Joko Widodo.
“Presiden saja memberi apresiasi terhadap itu, apa lagi saya. Saya melihat sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak harus didorong dan dimotivasi. Saya mungkin tidak sempat melihat bapak ibu menghasilkan jutaan bahkan miliaran rupiah dari hasil ini, tapi semuanya itu adalah rangkaian apa yang sudah kita buat saat ini ke depan,” tukasnya. Atas hasil tersebut, dirinya pun berpesan kepada warga dua desa tersebut agar jangan puas dengan apa yang sudah ada saat ini, tapi justru semakin semangat untuk melangkah ke depan.
Lebih lanjut Yansen menjelaskan misi ia datang ke Long Sule dan Long Pipa, salah satu misinya adalah datang untuk bertemu seluruh perajin anyaman rotan yang ada dan menyampaikan bahwa ketika sekitar 20 tahun yang lalu dirinya sewaktu menjadi Camat Kayan Hilir, dirinya dan masyarakat sempat berbicara tentang anyaman rotan agar bagaimana bisa menghasilkan untuk sesuatu yang bermanfaat ke depan, tapi waktu itu masih berbentuk anyaman tikar.
Dalam beberapa tahun terakhir, kisahnya, ketika dirinya meminta dibuatkan sebuah tas, lalu dengan bangga mem-posting di media sosial, besok harinya orang-orang bertanya kepadanya di mana beli tas anyaman tersebut. Dirinya pun tidak mengira akan mendapat respons yang baik dari orang. Sejak itulah, dirinya bersama istri mulai terpikirkan bagaimna potensi ini di kelola.
“Saat Tuhan berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin. Melalui orang-orang yang punya visi dan kreativitas, mulailah muncul tas-tas yang seperti ini (sambil menunjuk ke arah tas anyaman rotan),” katanya.
Dulu, kata Bupati lagi, anyaman rotan tersebut hanya berbentuk sebuah tikar. Tapi sekarang, sudah berbentuk aksesoris dan berbagai macam tas, sepatu, topi dan lain sebagainya. Perlu diketahui, kata Bupati, saat ini dengan bangganya ibu-ibu dan istri pejabat negara menggunakan produk dari Desa Long Sule dan Long Pipa.
Oleh sebab itu, dirinya meminta kepada pemerintah desa melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk mengelola supaya mendapatkan perlindungan dengan membuat hak paten yang kuat agar tidak dimanfaatkan orang luar Malinau.
“Saya yakin dan percaya apa yang saya sampaikan ini pasti bisa dilakukan bapak ibu di Long Sule dan Long Pipa ini. Nah itulah yang membuat saya senang datang ke tempat ini, karena setiap kita menyampaikan sesuatu selalu hasil akhirnya pasti akan terjadi,” pungkasnya. (hms/ags/fly/procal.co)