TARAKAN, MK – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie mengatakan, di era kemajuan jaman dengan perubahan yang begitu cepat, dunia pendidikan, termasuk Perguruan Tinggi (PT) untuk bisa mengikutinya. Perguruan Tinggi, tegasnya, harus terus berbenah agar tidak ketinggalan. Demikian disampaikan Gubernur saat menghadiri Rapat Senat Terbuka Wisuda XIX Universitas Borneo Tarakan (UBT) di Stadion Indoor Telaga Keramat, Tarakan, Sabtu (5/5).
Sebagai Dewan Pertimbangan UBT, Gubernur dalam kesempatan itu juga menyampaikan kuliah umum, dengan paparan berjudul Tantangan Era Millenial. Wisuda UBT kali ini disertai 262 orang wisudawan/wisudawati dari 6 fakultas, minus Fakultas Kesehatan dan Fakultas Ilmu Pendidikan. “Selamat dan sukses kepada seluruh wisudawan dan wisudawati UBT XIX,” kata Gubernur sebelum memulai paparan.
Dalam paparannya, Gubernur ingin memberikan informasi dan motivasi, baik bagi semua dan diri pribadi. “Mengutip pernyataan Jack Ma, ‘Hari Ini Sangat Kejam, Hari Esok Semakin Kejam, Lusa Akan Sangat Indah. Tapi Sayang, Banyak Orang Yang Menyerah di Esok Malam’. Maknanya, persaingan dewasa ini semakin ketat dan kejam. Lantaran, manusia dewasa ini semakin mudah menyakiti orang lain. Tantangan kedepan akan semakin kompleks, dan mungkin kita akan sulit memecahkannya. Sepanjang kita bersikap optimis, maka kita akan mampu bersaing untuk mengatasi setiap masalah itu,” ujar Irianto.
Perjuangan seperti yang dinyatakan dalam kutipan Jack Ma, itulah yang memotori Gubernur dalam memimpin ‘perjuangan’ Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara hingga hari ini. Hasilnya, beberapa capaian mampu diperoleh dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Di antaranya, dikucurkannya dana hibah kepada UBT, beasiswa (Kaltara Cerdas), penurunan angka kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran dan lainnya.
“Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi generasi millenia Kaltara hingga 10 tahun kedepan. Yakni, kebutuhan tenaga kerja di bidang teknologi yang semakin besar. Ini berarti, tak ada nepotisme, semuanya dilakukan secara transparan dan akuntabel. Hal ini sudah diterapkan Pemprov Kaltara saat melakukan rekrutmen CPNS Kaltara. Masalahnya, sebagai lapangan kerja baru, talenta di bidang teknologi belum banyak tersedia di pasar tenaga kerja. Alhasil, daya tawar pekerja profesional di bidang teknologi pun tinggi. Industri pun menawarkan insentif yang besar bagi mereka. Fenomena ini sudah mengglobal,” jelas Gubernur.
Hal diatas sejalan dengan era Revolusi Industri 4.0, yakni sistem yang mengintegrasikan dunia online dengan produksi industri. Efeknya, peningkatan efisiensi produksi karena menggunakan teknologi digital dan otomatisasi, serta perubahan komposisi lapangan kerja. “Ini berarti, akan ada kebutuhan tenaga kerja baru yang tumbuh pesat, sekaligus ada kebutuhan tenaga kerja lama yang tergantikan oleh mesin. Dari itu, generasi millenia Kaltara khususnya, harus berpikir kedepan. Jangan berpikir seperti masa lalu. Harus berani membangun diri untuk open minded dan siap berubah,” beber Gubernur.
Selanjutnya, Irianto mengupas mengenai tantangan transformasi digital di Indonesia. Generasi saat ini, merupakan garda terdepan dalam mengendalikan era globalisasi yang dilingkupi kemajuan teknologi. Melalui perangkat teknologi, generasi digital banyak berkontribusi dalam menstimulasi masyarakat ihwal pemanfaatan internet sebagai instrumen mobilitasnya. “Ada 3 aspek penting generasi saat ini untuk menghadapi masa depan. Yakni, harus memiliki pandangan terbuka terhadap berbagai pemikiran keagamaan. Lalu, hospitality yang berarti harus memiliki sikap keramah-tamahan kepada orang lain. Dan, inclusiveness, yakni bersifat inklusif dan mau menerima segala macam perbedaan pandangan dari pihak lain,” ulas Gubernur.
Lantas strategi apa yang harus disiapkan dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0? Yakni, mendorong angkatan kerja untuk belajar dan meningkatkan keterampilan penggunaan teknologi internet atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi industri. kedua, memanfaatkan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing IKM sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-Smart IKM. Ketiga, dunia industri harus memanfaatkan teknologi digital otomatisasi industri untuk mengoptimalkan jadwal produksi. Dan terakhir, melakukan inovasi teknologi melalui pengembangan start up dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis.
“Kondisi ini wajib diantisipasi oleh kalangan perguruan tinggi di Indonesia, khususnya UBT dengan melakukan penyesuaian pada kurikulum dan metode pembelajaran yang harus mengikuti perkembangan teknologi serta informasi. Dunia pendidikan dan industri juga harus mampu mengembangkan strategi transformasi industri dengan mempertimbangkan sektor ketenagakerjaan,” kata Gubernur.
Dalam hal ini, Gubernur selaku Dewan Pertimbangan UBT menyarankan kepada civitas akademika UBT untuk secara berkala menghadirkan profesional berpengalaman dari sektor pemerintahan, swasta juga bisnis. “Mereka akan melakukan sharing pengalaman serta teori. Hal ini tak sulit, juga efisien dari sektor biaya. Terpenting, adalah tersedianya fasiltias yang memadai,” ungkap Irianto.
Salah satu upaya Pemprov Kaltara untuk menyerap angkatan kerja dan menghadapi tantangan dunia ini, adalah mendatangkan investasi. Dimana, berdasarkan data BKPM RI, selama Januari hingga Maret 2018, proyek investasi di Indonesia mampu menyerap 201.239 TKI. Di Kaltara sendiri, ada 15 perusahaan yang akan berinvestasi. Di antaranya, PT Inalum, Hyundai Engineering and Construction Co. Ltd, PT Kayan Hydro Energy (KHE) dan lainnya.
Sementara perusahaan asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah RI untuk berinvestasi di Kaltara, yakni PT Indonesia Dafeng Heshun Energi Industri MoU dengan China Gezhouba Group Kaltara untuk support pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan (nilai investasi USD 10 miliar), PT Adhidaya Suprakencana MoU dengan China Gezhouba Group untuk rencana pembangunan industri di Kaltara (nilai investasi USD 10 miliar), PT Dragon Land MoU dengan East China Engineering Science And Technology Co. Ltd. (nilai investasi USD 700 juta), PT KHE MoU dengan Sino Hydro Corp. Ltd terkait rencana kerjasama pembangunan PLTA Kayan (nilai investasi USD 17,8 miliar), dan PT Prime Steel Indonesia Mou dengan Metallurgical Corp Of China Ltd terkait rencana pembangunan industri smelter di Kaltara (nilai investasi USD 1,2 miliar).
“Insya Allah hari Senin (7/5), saya akan memenuhi undangan diskusi dengan Perdana Menteri RRT yang dipimpin Wakil Presiden HM Jusuf Kalla terkait rencana investasi di Kaltara. Ini menunjukkan bahwa untuk meyakinkan investor berinvestasi di Kaltara butuh banyak energi dan waktu. Bahkan, harus berpuluh-puluh kali melakukan pertemuan untuk meyakinkan mereka,” urai Irianto.
Di akhir paparan, Gubernur memberikan kejutan bagi para lulusan terbaik sebagai bentuk apresiasinya terhadap keberhasilan mereka. Yakni, untuk lulusan terbaik I pada wisuda kali ini, beserta dosen pembimbingnya akan dihadiahi Umroh. Untuk lulusan terbaik II, beserta dosen pembimbingnya diberikan hadiah uang Rp 10 juta, dan lulusan terbaik III beserta dosen pembimbingnya diberikan hadiah uang sebesar Rp 7,5 juta per orang. Begitu seterusnya, hingga lulusan terbaik IV dan V beserta dosen pembimbing masing-masing. Setelah mengumumkan suprise itu, Gubernur bersama Rektor UBT Prof. Adri Patton melakukan penandatangan MoU Kerja Sama UBT dengan Pemprov Kaltara.(humas)