Ikon Naga Tanduk Galung Angkat Budaya Lokal

by Metro Kaltara
Datu Norbeck bersama contoh Naga Tanduk Galung

Datu Norbeck bersama contoh Naga Tanduk Galung

Tarakan,Metrokaltara.com – Rencana pemerintah untuk menjadikan Naga Tanduk Galung sebagai ikon kota Tarakan direspon positif oleh tokoh masyarakat Tidung Datuk Norbeck.Menurutnya Naga Tanduk Galung merupakan symbol yang sakral bagi warga Tidung yang mendiami pulau Tarakan sejak ratusan tahun yang lalu. Sehingga rencana ini sangat disambut baik, untuk mengangkat budaya lokal.

Saat ditemui dikediamanya, di RT 12 Nomor 57 Kelurahan Karang Anyar Pantai Minggu siang (26/4/205), Datuk Norbeck mengaku cukup senang dengan perhatian pemerintah untuk mengangkat budaya lokal, apalagi selama ini kurang mendapatkan perhatian. Pada jaman dahulu kala, motif Naga Tanduk Galung merupakan hiasan yang sering dipakai oleh pengantin wanita, yaitu tusuk konde.

“Jadi bagus saja untuk dijadikan ikon, apalagi benda budaya jadi cirri khas suatu daerah. Filosofi dari Naga Tanduk Galung adalah sebagai penangkal dari maksud yang tidak baik, pada jaman dahulu unsur magisnya cukup kuat, sehingga tidak jarang saat ada pesta pernikahan ada gangguan, khususnya temanten wanita. Sehingga orang – orang yang memiliki keahlian khusus membuat tusuk konde berbentuk dua naga yang sedang berhadapan, yang kemudian dinamakan Naga Tanduk Galung,” terangnya.

Tusuk konde berbentuk dua ekor naga ini sebagai antisipasi hal – hal yang tidak dinginkan, atau lebih dikenal dengan tolak balak. Sehingga tusuk konde yang dipasang oleh orang yang dituakan dan ditinggikan baik dalam keluarga maupun sil-silah kerajaan, sehingga mampu menangkal hal – hal gaib yang dilakukan oleh orang yang tidak suka maupun jin jahat.

“Karena cirri khasnya ini, pemasangan tusuk konde Naga Tanduk Galung tidak boleh orang sembarangan, sehingga biasanya dilakukan oleh orang kehormatan yang dihormati dan dituakan untuk memegangnya. Dengan maksud dan tujuan sebagai penangkal atau tolak balak, biasanya orang jaman dahulu usil mengerjai pengantin,” bebernya.

Jika diimplementasikan dijaman modern seperti saat ini, sangat bagus dijadikan ikon sebuah kota apalagi benda budaya harus tetap dilestarikan dan pelihara. Jika jaman dahulu berharap sebagai tolak balak, untuk saat ini juga dapat digunakan sebagai penangkal budaya asing yang tidak positif. Seperti seks bebas, narkoba, dan lain sebagainya.

“Pembangunannya nanti diharapkan ada unsur estetikanya sehingga terlihat indah untuk dilihat, dikunjungi. Sehingga orang tetap suka melihat, senang memperhatikan dan senang berkunjung di lokasi taman yang dibangun Naga Tanduk Galung,” ucapnya.

Selain itu Datuk Norbeck juga berharap pembangunan taman ini juga memperhatikan tata ruang kota, jangan sampai nanti terkena dampak penggusuran pembangunan. Karena letak taman yang akan dibangun tidak jauh dari pelabuhan Malundung.

“Prospek janga panjang juga harus diperhatikan, jangan sampai untuk keperluan pelabuhan sehingga digusur. Masak sudah capek – capek membangun nantinya digusur, sehingga perlu perencanaan dan pemikiran kedepan yang baik dan bermanfaat, supaya pembangunan ikon ini tidak sia –sia,” ungkapnya. (Abe)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.