TARAKAN, MK – Siklus laju inflasi Kota Tarakan pada tahun tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, menjelang bulan Ramadan Kota Tarakan malah mengalami deflasi. Meskipun tidak begitu besar, deflasi ini diharapkan menjadi titik terang agar di masa bulan Ramadan, Kota Tarakan tidak mengalami inflasi yang begitu besar.
Ha ini diakui oleh Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tarakan, Imam Sudarmaji, selama bulan maret 2018 Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar -0,03 persen. Deflasi di Kota Tarakan ini dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar -0,43 persen.
Selain itu, ada kelompok transportasi dan komunikasi pula yang mengalami deflasi sebesar-0,04 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar -0,03 persen.
Lebih lanjut ia meyebutkan, untuk kelompok yang mengalami inflasi ada pada kelompok sandang, yang mengalami inflasi sebesar 1,34 persen., kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,04 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi sebesar 0,01 persen.
Untuk di kelompok bahan makanan yang paling menyumbang angka deflasi ia menyebutkan ada beras, daging, ikan dan sayur-sayuran. Yang paling besar jumlah deflasinya adalah sayur-sayuran yakni sebesar -4,33 persen. Sedangkan di kelompok makanan sendiri, bumbu-bumbuan tetap mengalami inflasi sebesar 3,46 persen.
“Untuk beras dan ikan sendiri mengalami deflasi karena beberapa bulan sebelumnya mengalami kenaikan harga, sehingga ketika harganya kembali normal keduanya mengalami deflasi,” ujarnya pada Metro Kemarin (5/4)
Ia menambahkan, menjelang Hari Raya Idul Fitri nantinya, kelompok bahan makanan diperkirakan akan mengalami deflasi. Selain itu, kelompok transportasi udara juga pasti akan menyumbangkan angka inflasi pula.
“Biasanya kalau puasa itu petani-petani malas menanam sayur sehingga pasokan sayur berkurang, selain itu bumbu-bumbuan di pasar juga akan semakin dicari,” Ucapnya. (arz27/MK*)