
Terlihat sejumlah petugas Satpol PP yang sempat tegang dengan salah satu pedagang di Jalan Slamet Riyadi. (ib)
Tarakan, MK – Sebanyak 130 petugas Satpol PP dikerahkan Tarakan menertibkan pedagang yang berjualan di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Karang Anyar, Minggu (06/03), sekitar pukul 07:00 Wita. Namun upaya penertiban itu mendapat perlawan dari pedagang dan adu jotos dengan petugas Satpol PP pun terjadi.
Penertiban tanpa pandang bulu semua tempat berjualan pedagang dibongkar dan diangkut ke mobil truck Satpol PP. “Kemarin kami sudah memperingatkan pedagang bahwa hari ini (Minggu,Red) petugas melakukan pembongkaran. Tak ada ampun bagi pedagang, apapun alasannya karena kita sudah melakukan pemberitahuan sebelumnya,” ujar Umar Kepala Satpol PP Tarakan.
Umar mengaku memang ada pemukulan terhadap petugas Satpol PP. Untung saja, keributan itu tidak panjang, dan pedagang tersebut langsung diamankan pihak kepolisian. “Sejak awal saya sudah intruksikan kepada anggota untuk tidak melakukan tindak kekerasan. Tidak ada adu jotos Satpol PP dengan pedagang, tapi kalau kami dipukul iya, bahkan saya sendiri dimaki. Jadi kami keberatan dan kami serahkan urusan itu kepada kepolisian,” tegasnya.
Banyak pedagang yang tak mau dipindahkan ke Pasar Tenguyun. Alasan utama pembeli disana sepi. Kemudian sebagian pedagang juga tidak mendapatkan tempat di Pasar Tenguyun karena terbatas. Dua alasan ini yang menyebabkan para pedagang tetap nekat berjualan di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. “Pembongkaran ini tidak adil, ini rumah saya tempat berjualan tapi kenapa dibongkar juga,” aku Maryam salah satu pedagang sayur.

Salah satu pedagang yang berupaya agar mejanya tidak diangkut Satpol PP berupaya tarik menarik. (aras)
“Disana pembeli sepi, kemarin kami berjualan disana cuma 2 ikat sayur yang laku. Teman saya kemarin jualan, dia hanya bawa 10 ikat sayur dan cuman laku 5 ikat. Kalau disini masih mendingan karena banyak yang lewat dan singgah beli. Masa cuma mau beli cabe harus ke Pasar Tenguyun yang jauh disana,” timpal Suisna sesama pedagang.
Pembongkaran atau relokasi dilakukan lantaran para pedagang dianggap mengambil sebagian bibir jalan yang mengakibakan terjadi kemacetan di jalan tersebut. Informasi yang dihimpun Metro Kaltara, sejumlah pedagang akan berkomunikasi dengan Walikota dan Wakil Walikota secara langsung soal keputusan relokasi ini. Jika Pemkot Tarakan tak mengindahkannya kemungkinan besar para pedagang siap melakukan demonstrasi.
“Saya ingin tanyakan pak Sofyan dan pak Arif, sebelum melakukan kebijakan harus difikirkan dulu dampak dan solusinya. Banyak pedagang yang tidak dapat tempat di Pasar Tenguyun wajar jika ada yang menolak tempatnya dibongkar,” aku Aco yang juga berprofesi pedagang. (aras/MK*1)