616
Yansen T.P: Maskapai NAM Air DiharapkanDapat Mengakses ke Wilayah Pedalaman
MALINAU, MK – Untuk pertama kalinya Pesawat NAM Air mendarat di bandara RA Bessing Malinau, landing (pendaratan) perdana pesawat jenis ATR 72-600 ini resmi membuka rute Balikpapan Malinau. NAM AIR yang terbang dari Balikpapan mendarat di Bandara RA Bessing, Malinau, Kamis (9/8) sekitr pukul 15.38 wita.
Direktur Komersil Nam Air, Franky Gan yang ikut dalam penerbangan disambut langsung Bupati Malinau, Yansen TP didampingi Wakil Bupati Malinau Topan Amrullah dan rombongan lainnya. Sebelumnya itu, rombongan dari Nam Air pun disambut dengan upacara adat Tidung, yakni timug mensalui atau air yang sejuk.
Franky Gan menyampaikan bahwa kehadiran NAM Air di bumi intimung ini merupakan sejarah bagi pihaknya. Dikarenakan, sebelumnya juga telah pernah mengudara di beberapa wilayah Kalimantan yakni Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim dan terakhir Kalimantan Utara khususnya di Malinau.
“Kami laporkan juga Pak Bupati, ini merupakan momentum sejarah bagi Nam air selain leanding di Kaltara juga melayani di beberapa daerah,” ungkap Frangky.
Lanjut Franky, kehadiran maskapai Nam air di Malinau tidak lain turut serta dalam pembangunan terutama dari segi transportasi udara. “Kami selaku turut serta dalam membangun di Kaltara terutama di Malinau ini,” katanya.
Menurut dia, bahwa dari malinau ini sudah bisa langsung ke surabaya-banjarmasin dan daerah lainnya. “Artinya bagi pejabat yang ingin bertugas ke luar daerah bisa gunakan Nam air ini. Apalagi, bagasi penumpang tidak perlu menunggu lagi di transit, karena langsung di pindahkan ke maskapai Sriwijaya air,” jelasnya.
Sementara Bupati Malinau Yansen TP mengaku keberadaan maskapai nam air tidak patut dibanggakan akan tetapi menjadi satu bagian yang harus diperjuangkan. “Apa yang dicapai saat ini merupakan satu perjuangan yang harus digapai,” ungkapnya.
Lanjut Yansen, Malinau ini merupakan wilayah perbatasan yang aksesbility tentu mempengaruhi masyarat di perbatasan. “Sehingga dengan kelancaran penerbangan ini, tentu moral dan martabat masyarakat di perbatasan terangkat,” jelasnya.
Apalagi menurut dia, selama ini masyarakat di Malinau khususnya di kawasan perbatasan sangat tinggal jauh dengan negara tetangga, Malaysia. “Nah sekarang melalui penerbangan ini tentu sudah punya akses langsung ke beberapa daerah seperti Sulawesi dan pulau jawa,” ungkapnya.
Namun demikian, Yansen berharap kepada maskapai nam air tidak hanya berhenti pada titik atau sebatas penerbangan ke Malinau saja. Akan tetapi, diperlukan juga untuk dapat mengakses ke wilayah pedalaman. “Paling tidak harus ada pesawat yang lebih kecil untuk mengakses ke wilayah pedalaman. Semisalnya gunakan pesawat profiler atau twin otter,” harapnya.
Yansen juga meminta kepada Kepala Bandara Ra Bessing Malinau terus berupaya untuk mengangkat bandara ini ke pemerintah pusat. “Karena malinau ini merupakan kawasan perbatasan. Lancar penerbangan ke perbatasan artinya lancar juga komunikasi di perbatasan. Artinya ada penguatan di perbatasan,” ungkapnya.
Bahkan lanjut Yansen lagi, dari segi aspek penilaian bandara ini merupakan salah satu bandara transit dari beberapa daerah yang ada di Kalimantan Utara. Misalnya dari Bulungan-KTT-Krayan-Nunukan. “Bahkan bandara ini juga bisa dijangkau oleh negara tetangga, malaysia. Misalnya dari krayan ke Malinau atau ke Tarakan,” ujarnya.
Kendati demikian, lanjut dia lagi, keberadaan maskapai nam air tentu membuka bagi masyarakat yang ada di perbatasan. “Artinya sudah membuka keterisolasian yang dirasakan oleh masyarakat di perbatasan,” ungkapnya. (Yan)