AKSI PARA REMAJA: Lima remaja yang gunakan alat seadanya berkeliling kampung untuk bangunkan warga santap sahur
TANA TIDUNG, MK- Di hari pertama bulan suci ramadan 1444 Hijriyah, banyak remaja mencari pahala untuk membangunkan warga untuk bersantap sahur.
Seperti yang dilakukan para remaja di Kabupaten Tana Tidung, ada lima orang remaja yang berkeliling kampung untuk membangunkan warga untuk bersantap sahur. Mereka memulai membangunkan sahur mulai pukul 2.30 Wib sampai masuk waktu imsak.
Berbekal barang bekas yang ada di rumah seperti, galon, panci dan wadah cat mereka secara sukarela berkeliling membangunkan orang untuk sahur dengan cara memukul barang yang sudah disiapkan.
Salah satunya Agung (15) mengatakan, kegiatan membangunkan warga untuk sahur sebagai upaya menambah pahala di bulan suci ramadan.
“Setiap tahun kami bangunkan warga untuk sahur seperti ini untuk mendapatkan pahala tambahan, karena ini juga salah satu pahala yang kami lakukan,” ujar Agung kepada Metro Kaltara Kamis (23/3).
Menurutnya, kegiatan ini juga untuk mempererat tali silaturahim antara remaja yang juga ikut membangunkan sahur dengan kelompok yang berbeda.
“Selain membangunkan warga, kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar remaja yang juga ikut membangunkan warga sahur,” jelasnya.
Ia mengakui, aksi mereka dilakukan untuk membangunkan warga untuk menyiapkan diri mempersiapkan makan sahur.
“Tujuannya untuk membangunkan masyarakat. Khususnya ibu-ibu yang masak terlebih dahulu, agar tidak tergesa-gesa nanti pada saat sahur,”tukasnya.
Selain Agung, Umar juga mengatakan, kegiatan membangunkan warga ini juga sebagai salah satu cara menyalurkan rasa kegembiraan kami dalam menyambut bulan ramadan.
“Setiap datangnya bulan suci ramadan, kami selalu menyambutnya dengan gembira, salah satu bentuk kegembiraan kami dengan cara membangunkan warga untuk sahur,”katanya.
Dijelaskanya, ia bersama temannya memulai dari pukul 2.30 Wib sampai waktu imsak dan kembali ke masjid untuk salat subuh.
“Dari jam 2.30 kami sudah keliling kampung sampai waktu imsak dan setelah itu kami salat subuh,” tambahnya.
Meski berisik namun warga tak terusik dengan kegiatan para remaja itu. Sebab, tradisi membangunkan orang sahur seperti itu menjadi asing sejak pandemi Covid-19 melanda berapa tahun terakhir.
“Kalau saya malah senang. Sudah lama sekali tidak mendengar anak-anak seperti itu. Malah tidak berkesan ramadan jika tidak ada yang bangunkan sahur seperti itu,” kata Tanto salah satu warga.
Menurutnya, cara seperti itu sangat efektif untuk membangun warga dan bersiap untuk sahur. Karena kebanyakan warga kelelahan karena seharian bekerja sehingga sering kebablasan tidur.
“Sangat membantu kalau ada yang bangun kan sahur, karena kalau mengharap alarm kadang ketiduran. Jadi kalau ada pembangun sahur bisa terbangun kita,” pungkasnya. (rko)