Tarakan, MK – Sebanyak kurang lebih 45 ton beras tidak berlabel beredar di pasaran. Beras tersebut diketahui pasca aparat kepolisian Polres Tarakan melakukan pengecekan di Bulog, di jalan Kusuma Bangsa, Kelurahan Gunug Lingkas pada Jumat 12/05 lalu.
Kapolres Tarakan AKBP Dearystone Supit SIK melalui Kasat Reskrim Polres Tarakan AKP Choirul Jusuf menjelaskan bahwa pada saat pihaknya melakukan pengecekan di Bulog. Pihaknya menemukan beras kemasan yang tidak memiliki lebel. Karena tidak memenehui ketentuan, pihak kepolisian kemudian memberikan teguran secara lisan terhadap petugas Bulog.
Dikatakannya, namun teguran tersebut tidak diindahkan pihak bulog, hal itu terbukti saat pihak kepolisian kembali melakukan pemeriksaan pada Senin (15/05) dan menemukan beras campuran yang siap dikemas.
“Kita hanya tegur secara lisan, karena sudah menyalahi aturan. Tadi di TKP itu masih ada yang mau di packeng lagi 10 kilo, padahal sudah ditegur. Kurang lebih 45 ton beras tanpa lebel produksi sudah beredar ” ujarnya kepada Metro Kaltara, Rabu (17/05)
“Nanti kalau tidak ditegur begini, tidak ditindaklanjuti, saya takutkan barang ini dibawa ognum kemudian dioplos lagi, diganti kemasan baru lagi. Sasarannya bukan Bulog tapi pasti merekamengetahui,” sambungnya
Ia menambahkan, dari penjelasan pihak Bulog hal itu dilakukan karena daya minat masyarakat kurang terhadap beras 50 kilo sehingga dipindahkan ke kemasan tidak berlebel. Namun Menurut Choirul hal tersebut bukan menjadi urusan Bulog melainkan ada pada distributor dalam hal ini Rumah Pangan Kita (RPK).
“Pidana Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 62 ayat 1 Junto pasal 8 ayat 1 huruf i dan ayat 4 dengan ancaman kurang lebih 5 tahun penjara dan denda sebesar Rp 2 milliar,” tambahnya
Sementara, Kepala Gudang Bulog Tarakan, Purba saat dikonfirmasi membenarkan adanya beras yang tidak berlebel beredar di pasaran. Namun pihaknya membantah jika beras tersebut adalah beras campuran.
“Bukan oplosan, beras kita murni ko. Kita itu hanya mensiasati untuk penjualan, kalau harga tetap sama, makanya kita ganti kompenya” imbuhnya (ars)