
mortir by int
Tarakan, MK – Kepala Satuan Brimob Daerah Kaltim, Kombes Pol Ramdani Hidayat mengaku kaget ternyata ada ratusan bom dan amunisi yang disimpan di dalam bunker di Kota Tarakan. Bom ini merupakan hasil temuan di berbagai wilayah Bumi Paguntaka, kemudian diamankan oleh tim Penjinak Bom (Jibom) C Pelopor Brimob Polda Kaltim. Mortir dan bom sisa peninggalan perang dunia kedua ini ditemukan hampir setiap bulan.
“Setelah saya cek, hampir 196 bom ukuran sedang dan kecil disimpan di bunker Tarakan. Kemudian 100 kilo tidak tahu jumlahnya berapa, belum lagi yang dibawahnya ada lagi sekitar 50 bom ditambah mortir-mortir kecil-kecil,” ujarnya kepada Metro Kaltara, Jumat (08/04).
Diakuinya, semua bom hanya disimpan dan dimasukkan kedalam bunker namun pihaknya sudah melakukan koordinasi kepada pimpinan bahwa ada keinginan untuk melakukan disposal atau pemusnahan dengan cara diledakkan.
“Ini seperti bom waktu, numpuk di dalam bunker, kita tidak tahu ini kapanpun bisa meledak. Kami sudah diberikan tempat di Juata, kami akan pertimbangkan karena penyampaian kita ke Walikota yang diperlukan bunker dan tempat untuk disposal mortir namun memang cara disposalnya beda dengan bom lain,” ungkap Kombes Pol Ramdani.
Misalnya bom yang dalam kategori buatan pabrikan jelas tidak bisa dibaca bagaimana kapasitas daya ledak dan semacamnya. “Kalau buatan tangan atau home industri bisa, tapi pabrikan agak sulit. Sedangkan yang ada di dalam bunker itu 196 buah, coba bayangkan kalau meledak bersama-sama kan bisa sampai tenggelam ini Tarakan,” tuturnya.
Personilnya juga sudah diberikan pelajaran tentang bagaimana melakukan disposal atau memecahkan dan menghancurkan bom. Namun yang menjadi kendala hanya tempat dilakukannya disposal. “Kemarin saya sudah cek lokasi di Juata, bersama Kapolda. Tetapi tidak bisa dilakukan disposal di lokasi yang diberikan pemerintah, karena Tarakan adalah kota minyak jadi tidak cocok kondisinya. Jadi, harus benar-benar pulau yang kecil dan tidak berpenghuni atau kita akan berkoordinasi dengan pemerintah lagi dimana daerah yang benar-benar cocok, supaya jangan sampai palung dibawah laut malah patah,” tegasnya.
Rencananya, dalam waktu dekat pihaknya akan mencoba kembali membahas persoalan bom ini bersama Pemerintah, agar jangan sampai kedepannya malah menimbulkan masalah baru. (id/MK*1)