Gubernur Kagum, Irau Oktober Mendatang, Akan Minta Presiden Datang ke Malinau

by Muhammad Reza

Pembukaan festival budaya Aco Lundayeh yang dipusatkan di Desa Wisata Pulau Sapi Kecamatan Mentarang Senin (9/7) siang. (foto:Wen)

MALINAU, MK – Festival budaya aco lundayeh Kabupaten Malinau yang dipusatkan di Desa Wisata Pulau Sapi, Kecamatan Mentarang dibuka Gubernur Kalimantan Utara (Kalara) H Irianto Lambrie. Pembukaan vestifal budaya tersebut diawali dengan upacara adat nui ulung aco lundayeh yang meminta kepada penguasa alam aemesta untuk memberikan tanda – tanda ketentraman dan kebahagiaan agar upacara nui ulung aco lundayeh dapat berlangsung tanpa rintangan.

Even ini dilaksanakan selama tujuh hari mulai hari ini dengan berbagai macam pertunjukan dan lomba seni budaya Lundayeh.  Ferurum,  Ngekem Idi Mere Luk Do (Bersatu, bekerja dan memberi kebaikan).

Gubernur Kaltara H Irianto Lambrie menegaskan, Provinsi Kaltara merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur yang baru saja jadi otonomi penuh pada 22 April 2018 lalu. Meski saat ini baru berusia 5 tahun  tiga bulan dan penduduknya terdiri dari bebrbagai etnis, agama latar budaya tetapi selama berpuluh tahun ini masyarakat dikalimantan utara khususnya Malinau telah menciptakan kondusif. Bahkan Gubernur menyebutkan, bahwa Kaltara ini adalah Indonesia mini. Karena semua suku yang ada di Indonesia sudah datang dan berada di provinsi termuda di Indonesia ini.

“Khususnya saya sebagai gubernur sangat welcome datang ke daerah ini. Saya harap keberagamaan dan kemajemukan ini tidak terganggu dengan konflik yang membahayakan,” ungkap Gubernur saat itu.

Festival Aco Lundayeh ini diakui Gubernur H. Irianto lambrie merupakan budaya yang cukup unik dan menarik serta hebat dibandingkan dengan budaya-budaya daerah yang telah diikuti dan disaksikanya.

Hebat yang dimasudkan tidak hanya untuk desa Pulau Sapi saja tetapi untuk Kecamatan Mentarang, untuk Kabupaten Malinau, untuk provinsi Kaltara dan untuk bangsa Indonesia yang memiliki beragam budaya. Khususnya di wilayah Kalimantan ini. Hal ini juga patut didilestarikan terus dipromosikan hingga ketingkat internasional, atau bisa ditampilkan di taman mini, atau di Ancol dan lainnya.

Gubernur Irianto Lambrie menyatakan hormat dan  bangga atas diselenggarakannya Aco Lundayeh di Desa Wisata Pulau Sapi.

“Kita usahakan bersama-sama pada saat pembukaan Irau bulan Oktober nanti kita minta bapak presiden berkunjung  dan menyaksikan even budaya yang kita miliki,” ucapnya yang disambut tepuk tangan semua hadirin.

Gubernur HIrianto Lambrie juga mengharapkan agar warga yang baru datang ke wilayah Provinsi Kaltara ini dapat mersepon dengan penuh kebaikan. Inilah provinsi yang satu-satunya bisa menerima pemimpin dari luar daerah. Karena itu mohon dihargai kebergamaan yang ada di sini dan tetap sama-sama menjaga perdamaian daerah.

“Selain itu, Polda Kaltara baru dibentuk sekitar bulan April lalu yang dipimpin oleh Birgjen Pol Indrajit dan  jajarannya diakui Gunernur Irianto Lambrie telah bekerja dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Persekutuan Dayak Lundayeh (PDL) Dr. Yansen TP, M.Si menegaskan, budaya adalah identitas diri, budaya adalah kekuatan,  budaya adalah yang melekat pada diri masyarakat dayak lundayeh,  berangkat dari sanagat bekerja,  bersatu untuk masa depan,  karena waktu tidak bisa bisa diputar kembali. Dalam kegiatan aco lundayeh ini akan didutampilkan secara total budaya masyarakat lundayeh.

“Kita harus sadar bahwa budaya harus dilestarikan sepanjang masa dan memperkokoh kedualatan rakyat. Warga lundayeh merupakan bagian dari masyarakat indonesia yang tak terpisahkan,” ujarnya. (Wen)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.