Ikuti Upacara Adat Biduk Bebandung, Bupati Terkenang Saat Bertugas di Bulungan

by Muhammad Reza

Malinau, MK – Memasuki hari ke delapan Pagelaran IRAU Kabupaten Malinau ke-9 tahun 2018, Senin (22/10) tiga atraksi adat dan budaya siap digelar. Pagelaran atraksi adat dan budaya pertama dilaksanakan oleh Lembaga Adat Bulungan Biduk Bebandung atau perahu bergandeng. Dihadiri oleh ratusan warga Bulungan dan undangan, Atraksi Adat Biduk Bebandung digelar meriah di bawah cuaca terik yang mendukung.

Indra Bangsawan Tokoh Adat Bulungan yang mewakili Ketua Adat diawal sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemda Malinau yang telah menyelengarakan IRAU. Menurutnya warga Bulungan siap mendukung Gerdema dan 3 program unggulan daerah.

“RT Bersih berdampak terhadap lingkungan yang semakin maju. Wajar 16 Tahun kolaborasi pendidikan keluarga dan pemerintah di mana seluruh elemen saling bersinergi. Begitu pula Beras Daerah akan mampu menjadi ikon kebanggaan Malinau di masa mendatang” ungkap Indra.

Indra juga menjelaskan bahwa upacara adat Biduk Bebandung yang akan digelar, secara historis telah dilakukan oleh Sultan dan Raja Bulungan terdahulu. Biduk Bebandung merupakan lambang kebersamaan dan kegotong-royongan untuk mencapai tujuan bersama yang dicita-citakan.

“Sengaja kami tampilkan agar terus terjaga kelestariaannya diabad modern sekarang ini. Banyak anak muda jaman now tidak mempedulikan budaya sukunya sendiri. Bapak Bupati telah mengawalinya pada saat pembukaan IRAU dengan memperoleh rekor MURI untuk pawai berbusana adat bhineka tunggal ika terbanyak” jelas Indra.

Sementara itu Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si mengungkapkan rasa bahagianya bisa mengikuti upacara Adat Biduk Bebandung.

“Melihat upacara ini saya terasa set back jaman dulu ketika Malinau masih tergabung dengan Kabupaten Bulungan. Ini menggambarkan budaya Kabupaten Bulungan jaman dulu” ungkapnya.

Bupati berpesan kepada warga Bulungan dan seluruh hadirin untuk menjadi bagian yang terbaik di manapun berada.

“Malinau terdiri atas beragam suku yang memiliki kehormatan. Kita harus menjaga dan menjunjung tinggi bersama kehormatan ini. Singkirkan pikiran diri sendiri lebih baik dari orang lain. Singkirkan ego suku diantara kita semua. Jadilah bagian terbaik di manapun berada.

Lebih lanjut Bupati juga mengatakan bahwa Prinsip- prinsip Gerdema akan tetap dilanjutkan siapapun pemimpin berikutnya.

Terkait dengan situasi global yang terus berubah Bupati meminta agar masyarakat Malinau untuk berpikir global dan bertindak lokal.

“Dimanapun kita wajib merenungi situasi global sekarang ini tetapi tidak boleh lupa dimana kita sekarang ini. Tidak boleh kita meninggalkan budaya kita. Silahkan desain baju secantik apapun tapi jangan tinggalkan batik Malinau.
Kita tidak boleh ketinggalan oleh kemajuan jaman. Tetapi tetap jadi orang Indonesia yang menjunjung tinggi jati diri budaya kita sendiri. Think globaly, act localy” pungkasnya. (Aan/Diskominfo)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.