TAMPAK SEPI: Pedagang takjil di dalam pasar Induk Imbayud Taka Tana Tidung tampak sedang menunggu pembeli.
TANA TIDUNG, MK – Hari ke empat bulan suci Ramadan 1444 H pedagang takjil sudah mulai mengeluh sepinya pembeli, hal tersebut diakibatkan karena banyaknya pedagang takjil dari pada pembeli.
Memasuki hari ke empat bulan Ramadan, sejumlah pedagang takjil yang ada di Kabupaten Tana Tidung mengeluh karena banyaknya dagangan takjil mereka tidak laku.
Ina Ani (30) pedagang takjil di Pasar Imbayud Taka Tana Tidung itu mengaku, hari pertama Ramadan dagangan takjilnya laku keras.
“Hari pertama Ramadan itu memang banyak laris dagangan saya, karena memang begitulah tapi nanti kalau sudah pertengahan biasanya sudah tidak laris lagi,” kata Ina Ani kepada Metro Kaltara, Minggu (26/3).
Menurutnya, sepinya pembeli akibat tunjangan ASN yang belum kunjung keluar sehingga membuat pedagang pun menjadi sepi dari pembeli.
“Kalau kita liat sekarang kan TPP ASN juga belum keluar, mungkin salah satu penyebab nya itu juga selain itu memang tahun ini juga sepi beda dari tahun-tahun lalu,” jelasnya.
Jika tahun lalu, ia bisa memperoleh omzet sebesar Rp 2,8 juta dalam sehari. Namun tahun ini hanya Rp 1 juta.
“Kalau tahun lalu masih dapat Rp 2,8 juta, itu memang har pertama kalau pertengahan sudah sepi. Kalau tahun ini lebih parah dapat hanya 1 juta belum belanja bahan lagi berapa lah bersihnya,” ungkapnya.
Pedagang takjil lainya, Nuraini (32) pedagang kue yang ada di Jalan Jenderal Sudirman Tideng Pale itu mengatakan jika dibandingkan dengan tahun lalu, omzet penjualan sekarang mengalami penurunan sekitar 60 persen.
”Saya mulai jualan 14.30 sore, biasanya di jam 15.40 sore itu sudah banyak warga yang beli. Tapi sekarang hingga pukul 17.30 belum banyak yang beli,” jelasnya.
Menurutnya, karena barang pada naik, sebagian pedagang yang sudah ada yang menaikan harga, karena mengimbangi kenaikan harga bahan pokok pembuatan kue.
”Meski ada pedagang juga yang menaikan harga takjilnya, namun saya tidak menaikan harga malah lebih memilih mengurangi ukuran kue itu sendiri inipun terpaksa dilakukan dari pada tidak balik modal,”ungkapnya.
Begitu juga dengan Linda (46). Pedagang musiman lainya mengungkapkan hal yang sama,bulan puasa kali ini memang sangat sepi pembeli banyak dagangan tidak habis dan sering dibagi-bagikan ke tetangga.
“Kurang laku juga puasa kali ini memang beda dengan puasa sebelumnya, biasanya ramai aja yang beli tapi sekarang sepi. Yang dulu biasa dapat 1 juta sekarang hanya 5 ratus ribu saja modal aja tidak cukup,” keluhnya.
Hasil pantauan Metro Kaltara di lapangan memang cukup banyak penjual takjil sehingga banyak persaingan diantara pedagang takjil. Yang mana banyak pedagang dari pada pembeli.
“Saya aja selaku pembeli bingung mau beli karena banyaknya pedagang takjil sehingga buat saya jadi bingung beli di mana,” kata salah satu pembeli Dika.
Pembeli lainya, Rani (34) juga mengatakan, saat ini juga banyak pedagang takjil dadakan sehingga membuat banyaknya pedagang takjil yang dianggapnya menjamur di setiap jalan yang ada di Tana Tidung.
“Banyak penjual takjil dari pada pembeli nya mas, saya liat banyak juga warga yang di depan rumahnya juga berjualan takjil makanya buat pedagang sepi dari pembeli,” katanya.
Meski demikian, meski banyaknya pedagang takjil namun ia hanya membeli di satu pedagang takjil yang memang sudah bertahun-tahun menjadi langganan tetap-nya.
“Kalau saya biar banyak pedagang takjil tapi saya tetap satu aja, karena sudah langganan saya setiap tahun pasti beli di situ,” pungkasnya. (rko)