Balikpapan, metrokaltara.com – Pasca kenaikan BBM di seluruh Indonesia, mulai terlihat konsumen BBM beralih ke Produk Non-PSO, terutama Pertamax dan Pertamax Plus. Di Kalimantan khususnya, peningkatan sudah terjadi hingga rata-rata 21% dalam seminggu. Senior Supervisor Eksternal Relations Pertamina Pemasaran Kalimantan, Andar Titi Lestari mengatakan bahwa kenaikan ini di latar belakangi oleh beberapa faktor, diantaranya disparitas harga yang sudah tidak terpaut besar dan kesadaran masyarakat sudah mulai meningkat terhadap barang yang tidak bersubsidi. Andar, katanya, mengapresiasi terhadap perubahan ini. “Perubahan ini kami harapkan terus meningkat, dan masyarakat mulai merasakan perubahan yang di alami setelah menggunakan Pertamax†Ujar Andar. “Selain lebih hemat, kerja mesin bisa lebih optimal, karena Pertamax memiliki oktan 92 dan 95 (Pertamax plus) dilengkapi dengan additive ecosave technology diantaranya mengandung detergency, corrosion inhibitor, dan demulsifier,” ungkap Andar.
Ia mengatakan, fungsi dari detergency pada Pertamax 92 adalah menjadi pembersih mesin bagian dalam sehingga mesin menjadi terpelihara, Pertamax sudah memenuhi standar WWFC (World Wide Fuel Charter) kategori 2,3, dan 4. “Corrosion inhibitor memiliki fungsi sebagai pelindung anti karat pada dinding tangki, saluran bahan bakar dan ruangan bakar mesin, sehingga mesin menjadi awet dan terlindungi,” katanya. Andar menambahkan, sedangkan demulsifier pada Pertamax berfungsi menjaga kemurnian bahan bakar dari campuran air sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna.
“Pada setiap bahan bakar pasti ada yang mengandung air ketika berada dalam mesin kendaraan. Dengan adanya demulsifier ini air yang masuk ke dalam bensin akan dihilangkan sehingga pembakaran menjadi sempurna,” ungkapnya
Merepson isue yang berkembang tentang perbedaan harga Pertamax di pulau Jawa, Andar jelaskan bahwa Pertamax dan Pertamax Plus di Pulau Jawa di suplay melalui pipanisasi dari kilang hingga ke Terminal BBM. Sistem pipanisasi menyebabkan harga lebih efisien. Sedangkan wilayah Kalimantan belum ada infrastruktur pipa yang mendistribusikan BBM dari kilang ke depot atau Terminal BBM, sehingga semua masih menggunakan mobil tanki dan kapal. Dan inilah sebab harga di Kalimantan berbeda dengan di Jawa. “Ditambah lagi wilayah Kalimantan sebagian besar pengangkutannya masih menggunakan kapal, Semakin jauh jarak tempuhnya, maka pembebanan tersebut di bebankan pada biaya operasional produk.†Pungkas Andar
“Pertamax dan Pertamax plus adalah produk murni bisnis Pertamina. Harga yang terbentuk adalah murni harga keekonomian, dan sifatnya fluktuatif tergantung dari harga minyak mentah dunia. Berbeda dengan harga BBM subsidi yang segala sesuatunya merupakan murni kebijakan Pemerintah, sehingga penentuan harganya pun serempak, dan sama seluruh Indonesia†Jelasnya. “Secara umum, harga Pertamax pertanggal 1 November 2014, 15 November 2014 dan 1 Desember 2014 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya (lihat table).†Tambahnya.
HARGA PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUSÂ MULAI OKTOBER, NOVEMBER DAN DESEMBER 2014
Reporter: Muhammad Reza
.
.