TANA TIDUNG, MK – Prosesi sakral setiap perayaan Irau yang digelar 2 tahun sekali. Prosesi adat penyambutan Meligai Ajung Berambang Padau Talu Dulung di lakukan di Pelabuhan Keramat, Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap.
Sebelum diarak ke RTH. H. Joesoef Abdullah, Pengiran Ibrahim Ali bersama istri Vamelia Ibrahim, Ketua Lembaga Adat Tidung KTT Askandar Ali, Ketua DPRD Jamhari, Plt. Sekda Idham Noor, Kadis Pariwisata Kaltara dan beberapa kepala desa menaikkan Ajung Berambang Padau Talu Dulu untuk selanjutnya menuju ke lokasi penaburan benih ikan di Sungai Sesayap yang dilakukan Bupati dan ketua DPRD.
Selama dalam perjalanan, Ajung Berambang Padau Talu Dulung diiringi puluhan perahu hias dan musik kulintang raja berangkat hingga Pengiran Ibrahim Ali kembali naik ke Pelabuhan Keramat.
Di mana Replika Meligai diarak bersama barisan paguyuban ke lokasi kegiatan opening ceremony Irau ke-7 dalam rangka HUT ke-17 Tana Tidung dan ke-79 RI di RTH. H. Joesoef Abdullah.
Bupati Ibrahim Ali dalam sambutannya di RTH. H. Joesoef Abdullah mengatakan, Irau merupakan sebuah prosesi perayaan atau pesta rakyat dalam memperingati momen momen bersejarah di suatu daerah yang ada di Kalimantan Utara, termasuk memperingati sejarah berdirinya Kabupaten Tana Tidung.
“Irau yang dilakukan ini merupakan sebuah wujud syukur atas hari ulang tahun Kabupaten Tana Tidung yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah untuk dapat dirayakan bersama seluruh masyarakat Bumi Upun Taka dan sekitarnya,” kata Ibrahim Ali.
Ia menjelaskan,bahwa sebelum acara puncak kemarin telah digelar berbagai kegiatan seperti perlombaan olahraga tradisional, Bupati Race Sungai Sesayap, hiburan dan lainnya sejak 29 Juli 2024.
Menurut nya , pagelaran Irau di Tana Tidung juga bertujuan untuk melestarikan dan menjaga tradisi budaya Tidung agar terus eksis di Kaltara.
“Saya berharap semoga ke depan Irau Tana Tidung mampu menjadi Pesona Indonesia dalam bidang khazanah budaya nusantara, Amin,” harap nya.
Sebagai informasi opening ceremony Irau ke-7 ini juga diisi dengan tarian kolosal yang ditampilkan 200 pelajar Tana Tidung. Tarian kolosal yang ditampilkan merupakan kolaborasi tarian dua suku asli di Tana Tidung, yakni Dayak Bulusu dan Tidung. (rko)