Semangat Budaya: Warga Long Pala Tak Gentar Tempuh Perjalanan Dua Hari Menuju Irau Malinau 2025

by Isman Toriko

MALINAU, Metrokaltara.com – Festival Budaya IRAU 2025 kembali menghadirkan kisah inspiratif tentang kuatnya ikatan budaya masyarakat Malinau. Warga pedalaman Kecamatan Mentarang Hulu, khususnya dari Desa Long Pala, rela menempuh perjalanan panjang hingga dua hari melewati aliran sungai dan hutan demi berpartisipasi dalam pesta budaya terbesar di Kabupaten Malinau tersebut.

Camat Mentarang Hulu, Paris, menjelaskan bahwa sejak awal pekan, sejumlah warga sudah mulai bergerak menuju ibu kota kabupaten. Desa Long Pala yang berada di ujung wilayah Mentarang Hulu menjadi salah satu desa terjauh.

“Mereka harus menggunakan ketinting dari Long Pala menuju Long Berang, kemudian melanjutkan perjalanan dengan longboat ke Malinau. Biasanya, rombongan bermalam terlebih dahulu di Long Berang sebelum melanjutkan perjalanan. Total perjalanan bisa memakan waktu dua hari,” ujar Paris, Selasa (23/9).

Biaya Tinggi, Semangat Tak Surut

Paris menambahkan, jarak tempuh yang jauh membuat ongkos perjalanan cukup besar. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat warga.

“Walaupun dengan biaya yang tinggi, masyarakat tetap bersemangat hadir. Antusiasme mereka luar biasa, ini bukti bahwa Irau bukan sekadar acara hiburan, melainkan pesta budaya yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat,” katanya.

Tidak Hanya Menonton, Tapi Juga Berkontribusi

Partisipasi warga pedalaman tidak sebatas hadir sebagai penonton. Mereka turut membawa produk unggulan desa untuk dipamerkan dan dijual pada stan UMKM Festival Irau 2025.

Beberapa produk yang disiapkan di antaranya: Parang adat dan tombak hasil kerajinan pandai besi lokal,Alat penangkap ikan tradisional khas sungai pedalaman, Kerajinan tangan dari bahan alam seperti anjat (tas rotan) dan tampi (anyaman penampi beras).

Produk-produk tersebut bukan hanya hasil kerajinan tangan, melainkan juga simbol identitas budaya masyarakat Mentarang Hulu.

Agar para pengrajin tidak terbebani risiko kerugian, pemerintah desa mengimbau agar produk-produk itu terlebih dahulu dibeli melalui dana desa atau koperasi lokal.

“Kami ingin para pelaku UMKM tetap semangat, tidak takut rugi, dan yakin bahwa karya mereka dihargai,” tegas Paris.

Bukti Kuatnya Ikatan Budaya

Perjuangan warga Long Pala dan desa-desa pedalaman lain menunjukkan kuatnya rasa memiliki terhadap Festival Irau. Meski medan berat dan biaya tinggi menjadi tantangan, semangat gotong royong dan kecintaan terhadap budaya membuat mereka tetap hadir.

Festival Budaya Irau sendiri telah menjadi agenda tahunan yang sangat ditunggu-tunggu, bukan hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai ajang pemersatu etnis, budaya, dan agama di Malinau.

Kehadiran warga pedalaman, lengkap dengan produk dan kesenian asli mereka, diharapkan membuat IRAU 2025 semakin meriah sekaligus memperkuat jati diri budaya Bumi Intimung. (rko)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses