Tarakan, MK – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Peduli Lingkungan Kota Tarakan melakukan aksi damai di depan Grand Mall Tarakan (GTM), Jumat (08/09) pagi sekira pukul 09.00 Wita. Mereka menuntut agar permasalahan air sungai di Kabupaten Malinau yang diduga tercemar segera ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi Kaltara. (09/09)
Andri selaku koordiantor aksi damai mengatakan permasalahan lingkungan yang ada di Kabupaten Malinau yaitu Sungai Mailinau harus ditindaklanjuti Pemrov Kaltara. Pasalnya, permasalahan tersebut sudah berulang kali terjadi sejak tahun 2010 hingga saat ini.
“Sejak tahun 2010, terakhir 4 Juli, kalau bicara soal memperbaiki itu sejak tahun 2010 diperbaiki tetapi begitu lagi, diperbaiki begitu lagi. Jadi permasalahan ini tidak pernah putus,” ujarnya kepada Metro Kaltara, Jumat (08/09)
Menurutnya, Pemrov Kaltara harus tegas terhadap beberapa perusahaan tambang yang mengakibatkan tanggul jebol sehingga air sungai yang menjadi sumber utama masyarakat setempat tercemar limbah. Disamping itu, jika hal itu terus dibiarkan maka akan berdampak ke masyarakat
“Mereka memberi sanksi tapi itu hanya sanksi sementara atau sanksi teguran dan untuk sementara. Ketika itu terus terjadi sampai 2030, ini bakal terjadi lagi, makanya kita datang kesini untuk menuntut Pemrov Kaltara, ketika mereka melakukan kesalahan, tutup perusahaan yang bermasalah,” tuturnya
“Jadi sejak 6 juli itu stok air bersih di Kabupaten Malinau tidak ada karena sumber air utama Kabupaten Malinau itu tercemari. Kalau tuntutan ini tidak dipenuhi kami akan melakukan aksi lagi, kalau perlu kami hearing dengan pemerintah Provinsi Kaltara,” tambahnya.
Terpisah, Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Malinau, Kalimantan Utara, menegaskan PT Baradinamika Muda Sukses (BDMS) dan PT Mitrabara Adiperdana tbk (MA) telah menjalankan rekomendasi dengan baik terkait penanganan tanggul jebol. Bahkan MA dan BDMS sudah mengantisipasi saat curah hujan tiba.
“Sejumlah rekomendasi perbaikan kami sampaikan, semata dalam rangka mangantisipasi manakala curah hujan. Kalau curah hujan skala sekarang, penanganan dari pihak perusahaan sudah sangat cukup,” kata Kepala Laboratorium DLH Malinau, Petrus belum lama ini.
Petrus menambahkan, ketika curah hujan besar seperti beberapa waktu lalu. MA dan BDMS mengantisipasinya dengan instalasi yang saat ini telah ada “Itu tidak akan ada masalah dari sisi pengelolaan air limbah. Semua sudah ditangani dengan baik oleh MA dan BDMS,” ujar Petrus. (ars)