TARAKAN, MK – Sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh seorang remaja dan adiknya, menjadi korban tabrak lari di jalan Jendral Sudirman, Kampung Baru, Tarakan. Orang tua korban mengaku tidak memiliki biaya pengobatan anaknya dan memohon uluran tangan para dermawan.
Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan jenderal sudirman, tepatnya di depan gereja Santa Maria Immakulata, Kampung Baru Tarakan ini, meninggalkan beban berat bagi korban dan keluarganya.
Kronologis kejadian, Sepeda motor honda beat hitam dengan nopol KU 4582 GO, dalam keadaan berhenti dan distop oleh security gereja. karena ada sebuah mobil akan masuk ke dalam halaman gereja.
Sagi, ayah korban menuturkan. Saat di hentikan oleh security, sepeda motor yang dikendarai kedua anaknya di tabrak dari belakang oleh orang yang mengendarai sepeda motor honda supra fit kemudian ditinggal lari oleh penabrak.
“Saat anak saya melintas di depan gereja, di hentikan oleh security gereja. Karena ada sebuah mobil akan masuk ke halaman gereja. Saat itulah ada motor yang dikendarai orang yang tidak dikenal menggunakan supra fit dalam keadaan laju menabak motor anak saya dari belakang.” Ujar sagi.
“Setelah menabrak, dia langsung tancap gas meninggalkan anak saya yang sempat terseret beberapa meter karena tersangkut di bostep motornya.” Tambahnya.
Akibatnya salah seorang anak dari Sagi, “ Jesica Putri yang berusia 7 tahun”, mengalami patah sendi bahu dan mengalami luka lecet di hampir seluruh wajah.
orang tua korban sempat melaporkan kejadian ini ke Satuan Laka Lantas Polres Tarakan. namun dirinya mencabut laporannya, dikarenakan tidak mengetahui nomor polisi sepeda motor pelaku.
Saat ini, korban terpaksa tidak menjalani perawatan medis di Rumah Sakit karena keterbatasan biaya. Rencananya korban harus menjalani operasi tulang bahu yang patah.
orang tua korban mengharapkan uluran tangan dari dermawan atau pemerintah, untuk meringankan beban finansial dalam biaya pengobatan anaknya, mengingat dirinya hanyalah seorang buruh bangunan.
“ Saya sangat berharap ada bantuan biaya untuk anak saya, baik itu dari orang yang memiliki rizki yang lebih, maupun dari pihak pemerintah kota, atau dinas apa pun. Karena saya hanya seorang buruh bangunan, jadi sangat tidak mungkin anak saya dapat menjalani operasi jika tidak ada uluran tangan dermawan.” Tutup Sagi. (KHH)