Tarakan – Mengantisipasi kenaikan harga beras menjelang bulan puasa yang diperkirakan jatuh pertengahan bulan Juni 2015, pihak Badan Urusan Logistik (Bulog) Tarakan telah menyiapkan langkah cepat dengan menambah stok beras dari ketersediaan yang ada di gudang bulog sebanyak 1210 Ton beras.
Kepala seksi (Kasi) pelayanan publik subdrive Kota Tarakan, Maradona mengatakan, untuk stok beras di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) masih terhitung aman untuk jangka waktu 5 sampai 6 bulan kedepan, beras ini juga nantinya akan mengcover persediaan beras untuk bulan puasa, saat ini ketersediaan beras yang ada juga sudah termasuk dalam beras masyarakat miskin (Raskin) dan antisipasi manakala ada kegiatan sosial seperti adanya bencana. (Baca: Manusia Plastik Dari Tarakan)
“Untuk masalah beras jangan khawatir, stok yang ada cukup banyak dan sudah termasuk untuk persediaan selama bulan puasa. Nantinya kita juga akan mengusulkaan penambahan stok jika beras yang ada berkurang dalam waktu tiga bulan mendatang,” ungkapnya.
Sedangkan untuk mengantisipasi kenaikan harga beras saat bulan puasa, Maradona menuturkan pihaknya akan bekerja sama dengan Disperindagkop untuk melakukan operasi pasar.
“Kalaupun menjelang bulan puasa harga beras pasti naik seperti tahun sebelumnya, namun kita akan melaksanakan operasi pasar bersama pemerintah kota, dalam hal ini Disperindagkop,” tuturnya.
Menanggapi rencana Presiden RI Jokowi untuk menjadikan Bulog sebagai penggendali harga sembako, sejauh ini pihak Bulog Tarakan belum bisa berkomentar banyak, ini dikarenakan pihaknya belum menerima perintah tertulis dari pusat terkait wacana yang baru-baru ini direncanakan oleh Presiden. (Baca: Cuaca Buruk, Nelayan Tarakan Tetap Melaut)
Sebelumnya, tahun 2003 lalu, Bulog memang pernah mengendalikan harga sembako di Indonesia. Namun, karena ada perjanjian dengan IMF, maka Bulog hanya mengurusi beras saja.
“Kita sudah dengar wacananya, akan tetapi sebagai operator yang ada di daerah kita hanya bisa menunggu sampai ada perintah tertulis dari pusat untuk menjalankan wacana bulog akan mengimbangi harga sembako di Indonesia,” ungkapnya.
Terkait keberadaan beras plastik yang saat ini masih menghantui masyarakat Indonesia, khususnya Tarakan. Maradona menjelaskan, dari pihak Bulog sendiri beras plastik itu tidak ada, karena selama ini Bulog tidak pernah memasok beras dari luar negeri atau melakukan impor beras sejak 2013 yang lalu.
“Sejak 2013 yang lalu, bulog sudah tidak lagi mengimpor beras dari luar Indonesia, semua stok beras yang ada diambil langsung dari petani indonesian, jadi Bulog berani pastikan tidak ada beras pelastik di Tarakan” tutupnya. (Man15)