356
Tarakan, MK – Diduga stres karena anak sering sakit-sakitan dan tak kunjung sembuh, Heri (39) bapak 2 anak mengakhiri hidupnya dengan gantung diri didalam rumahnya yang berada di RT 18 Kelurahan Karang Pantai sekitar pukul sekitar pukul 05.00 tadi subuh.
Dari penuturan keluarga korban, Heri memang sedikit stres akibat pernah dirampok di dalam tambak saat bekerja sebagai penjaga tambak ditambah lagi anaknya sering sakit-sakitan. Selain itu, faktor ekonomi diduga ikut jadi penyebab bunuh diri.
“Dia pernah jaga tambak terus dinaiki perampok, disitulah dia mulai sters. Anaknya juga sering sakit, karena habis kecelakaan kemudian tangannya patah, mau di ronsen tapi tidak ada biaya karena faktor ekonomi” Ujar Hamdan selaku Keponakan Korban kepada Metro Kaltara, Kamis (13/10)
Sementara itu korban pertama kali ditemukan oleh istrinya Nur Indah yang pada saat itu tidur diluar kamar bersama dua anaknya. Kemudian sekitar pukul 05.00 Wita subuh Nur Indah masuk kedalam kamar dan melihat suaminya sudah dalam keadaan terlilit tali nilon di lehenya.
“Jadi istrinya datang kerumah sambil panik terus bilang ke saya suaminya gantung diri. Itu pas sudah sholat subuh, jadi istrinya itu tidur diluar kamar sama anaknya sedangkan suaminya tidur dikamar” ungkap Sadar Padung Keluarga Istri Korban
“Saya kaget juga, Kemudian saya bersama istrinya menuju rumahnya dan memastikan hal itu. Pas sampai dirumahnya ternyata betul Heri gantung diri” bebernya
Sadar menambahkan bahwa selama ini Heri memang sakit-sakitan (stres) pas bekerja sebagai penjaga tambak sehingga dia berhenti bekerja. Selain itu Heri diduga memang sudah merencanakan mengakiri hidupnya dengan cara gantung diri.
“Dia orangnya sudah sakit-sakitan (stres), sudah pernah diobati tapi tak kunjung sembuh. Tadi malam itu memang sudah ada niat karena sekring lampu di rumahnya dimatikan” tambahnya.(Ras/Rz)