TANA TIDUNG, MK – Sumber air panas yang terletak di Desa Buong Baru, Kecamatan Betayau mempunyai potensi wisata yang ada di Tana Tidung.
Akan tetapi, hingga saat ini lokasi tersebut belum masuk destinasi wisata yang terdaftar di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga ( Disparpora ) Tana Tidung.
Salah satu penyebabnya adalah karena belum ada infrastruktur yang memadai di lokasi sumber air panas tersebut.
Hal ini disampaikan Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda Sub Koordinator Pemasaran Pariwisata Disparpora Tana Tidung, Imam Noviwidianto mengatakan, sebelumnya kita sempat datang ke sumber air panas itu memang itu bisa jadi potensi wisata cuma kita lihat aksesnya masih kurang dan untuk infrastruktur di sana itu belum ada.
Menurutnya, meskipun sudah terdapat perkampungan di sekitar sumber air panas tersebut namun untuk status lahan yang ada di sana masih milik perusahaan PT Adindo.
“Jalur yang dilalui ke air panas itu juga kan masih punya perusahaan jadi walaupun di sana ada perkampungan kita tetap tidak bisa kelola untuk jalur aksesnya,” katanya.
Ia juga menjelaskan akses jalan yang harus dilalui untuk sampai ke sumber air panas itu masih sangat sulit sehingga sangat jarang pengunjung yang ingin datang ke lokasi tersebut.
“Sebenarnya masuk ke air panasnya dari jalanan itu tidak jauh cuma jalan untuk ke sana itu kan medannya sulit jadi wisatawan itu paling yang minat khusus aja sih seperti pecinta alam yang mau datang sampai ke sana,” jelasnya.
Selain itu banyaknya cabang jalan yang harus dilalui membuat orang-orang kesulitan menghapal jalur menuju sumber air panas itu sehingga dapat menyebabkan pengunjung tersesat.
“Yang bikin tambah juga sulit karena memang di sana banyak cabang jalan jadi kita agak bingung untuk mengarahkan wisatawan ke sana, kami aja kalau disuruh ke sana lagi sudah tidak hapal tempatnya di mana jadi memang rawan tersesat juga,” lanjutnya.
“Belum lagi jalur masuk sama keluar itu berbeda kita masuk itu kan lewatnya harus keluar KTT dulu arah Sekatak tapi keluarnya langsung ke arah Betayau itu pun kami ke sana dua mobil itu terpisah keluarnya karena ada dua jalur itu tadi,” sambungnya.
Tak hanya kurangnya infrastruktur, kondisi sumber air panas yang berada di lembah juga membuat Disparpora Tana Tidung tidak bisa membuat penampungan air panas di sana.
“Selain karena infrastruktur posisi airnya itu juga agak di bawah jadi memang lembah kalau posisinya agak tinggi dikit mungkin bisa dibuatkan penampungan terus juga air panasnya itu tidak terlalu besar,” tambahnya.
Salah satu pertimbangan lain dari Disparpora Tana Tidung karena belum diketahui zat-zat yang terkandung dalam air panas tersebut dan dikhawatirkan dapat membahayakan pengunjung.
“Kita juga kan belum tahu kandungan airnya itu, kita khawatirnya itu ada zat-zat berbahaya mungkin seperti belerang atau ada zat racun apa begitu kan tapi memang belum sempat kita tindak lanjuti lagi,” pungkasnya. (rko)