SETELAH beberapa kali mengalami penundaan pemulangan akhirnya empat ABK tug boat (TB) Henry yang disandera Kelompok Abu Sayyaf di Filipina tiba di Tarakan, Jumat (13/05) sekitar pukul 07.00 Wita.
Keempat sandra langsung istirahat di Lanud Tarakan sambil menunggu keluarga yang ingin bertemu. Salah satu keluarga sandera Samsir yaitu Saiman warga tak mampu menahan isak tangisnya kala bertemu sepupunya itu. “Samsir bilang salam sama keluarga yang ada di perikanan Tarakan sambil memeluk saya,” ujar Saiman kepada Metro Kaltara.
Ia menceritakan saat Samsir disandera kedua tangannya diikat dan pernah juga ditendang. Ia hanya diberi makan dua kali sehari, itulah yang membuat sepupunya menjadi kurus. “Namun perasaanya cukup legah sekarang, walaupun samsir tak singgah ke keluarga di Tarakan,” jelasnya.
Selanjutnya sekitar pukul 08.30 Wita keempat sandera diterbangkan menuju Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta mengunakan pesawat Boeing 737-AL 7031 milik TNI AU untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Selain itu di Jakarta keempatnya juga akan dicek kondisi kesehatannya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Setelah itu diserahkan ke keluarganya masing-masing. “Alhamdulillah crew kita sudah dibebaskan dan itu tidak terlepas dari peran pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Filipina,” tutur Syahrul selaku Kepala Perusahaan PT. Global Trans Energy Cabang Tarakan.
Terkait instruksi pemerintah pusat agar setiap perusahaan ekspor batu bara ke wilayah Filipina harus dikawal oleh TNI demi keselamatan, PT. Global tidak mempermasalahkannya. “Bahkan perusahaan sangat mendukung dengan adanya aturan itu, apapun dari pemerintah kita tetap setuju, tetap kita ikuti,” imbuhnya. (aras/MK*1)