Tarakan, MK – Meninggalnya Jabbar (31) yang diduga bunuh diri dengan meminum racun Thiodan, Rabu (04/02), masih menyisakan pertanyaan di kalangan kerabat dan keluarga. Utamanya apa alasan kuat Jabbar sehingga nekat minum racun yang biasa digunakan membunuh serangga itu?
Unding salah satu teman korban mengatakan kalau sosok Jabbar dikenal tidak pernah memiliki masalah dengan orang-orang disekitarnya. Bahkan, teman serumahnya sendiri mengatakan Jabbar ini baik-baik saja.
“Seperti biasa saja sih, kita hari-hari berteman, ketemu, ngobrol, dia orangnya sama dengan yang lain. Kita bicara masalah kerjaan kita, kan kita kalau ke laut sama-sama perginya tetapi berbeda perahu aja,” ujarnya kepada Metro Kaltara, Sabtu (06/02).
Jabbar sudah lama tinggal di rumah kontrakan di RT 20, Kelurahan Selumit Pantai. Dari penuturan Unding, sejak awal 2015, Jabbar telah ikut tinggal bersamanya satu kontrakan sehingga saat korban telah tiada Unding merasa kehilangan temannya tersebut.
“Waktu itu dia tidak tinggal disini, kan ada keluarganya juga di daerah sini, mungkin ada masalah juga kan saya kurang tahu juga, makanya dia bilang boleh kah saya ikut tinggal sama saya. Saya jawab boleh aja tetapi yang penting kamu tidak ada masalah dengan keluargamu itu. Takutnya nanti saya juga ikut kena tuntut. Selama saya tinggal dengannya, dia orangnya tertutup masalah kepribadian tetapi kalau masalah kerjaan dia kadang cerita,” beber Unding.
Sementara itu, pacar korban, Sappe Ani (30) menjelaskan kalau pacarnya itu orangnya baik hanya saja kalau marah kadang emosinya tidak terkontrol. “Orangnya baik dan penyayang cuman kalo marah kadang emosinya tidak bisa terkontrol. Sebelum kejadian kami gak ada masalah, sehari sebelum peristiwa itu, saya pulang kerja dia sempat izin mau masuk kerumah kontrakan. Kadang si ada masalah tapi bertengkar biasa saja,” imbuhnya.
Menurut psikolog Tarakan, Vensi Anita Ria Gunawinata, M.Psi menuturkan biasanya dalam diri orang yang tertutup atau introvert, ia (Jabbar,Red) kurang mahir dalam mengekspresikan perasaannya atau bingung bagaimana mencari bantuan. Dampaknya apabila ada masalah lebih dipendam sendiri padahal pada posisi seseorang sedang dalam masalah. “Jika kekuatan beban emosionalnya lebih besar daripada kemampuan berpikirnya, kita mungkin membutuhkan orang lain dalam menyelesaikan masalah kita. Pada orang yang supel akan lebih mudah mencari bantuan, sedangkan pada orang yang tertutup sulit mencari bantuan,” akunya.
Akibatnya dapat memperparah masalah yang tidak terselesaikan berlarut-larut. Selain itu orang yang supel atau ekstrovert memiliki social support sistem yang lebih kuat, sedangkan pada orang yang tertutup social support sistemnya kurang.
Sampai saat ini pun, petugas Polres Tarakan masih mendalami apa penyebab Jabbar tewas. Meski dugaan kuat korban meninggal dunia karena bunuh diri dengan meminum racun. (aras/sti)