Tarakan, MK – Hanya persoalan sepele minta dibuatkan kopi atau teh, Rano nelayan RT 22, Kelurahan Selumit Pantai malah menjadi korban penikaman oleh rekan kerjanya sendiri berinisial RD (32). Peristiwa itu terjadi, di Tugu Sei Tanah Merah, Kecamatan Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kamis (25/2) sekitar pukul 06.30 Wita.
Kronologisnya, Rano kala itu baru bangun tidur sekitar pukul 06.00 Wita dan meminta bantuan kepada RD yang sedang makan untuk membuat air panas.
“Saat itu saya sedang mempersiapkan perahu. Saya sempat bilang sama dia buat air panas, jadi kalau kita mau pergi turun menarik kayu ada air yang kita pakai buat minum,” jelas Rano saat memberikan keterangan di Mapolres Tarakan, Sabtu (27/2).
Rano yang baru saja selesai mempersiapkan perahu langsung masuk ke dalam pondok. Keluarnya Rano dari dalam pondok, air yang tadi dipesan sudah selesai dan tersimpan dalam termos.
“Begitu saya tuang air panasnya dalam gelas, yang jadi bukannya teh atau kopi sehinggah saya sempat kembali menerangkan kepadanya (RD, Red) kenapa gak buat teh atau kopi bukan air panas biasa,” bebernya.
Entah kesal karena diperintah atau memang ada perkataan yang tidak enak didengar, RD langsung emosi dan berusaha memukulnya. “Sebelum dipukul saya sempat lagi menasehati dirinya dan bilang jika ingin berkelahi bukan disini (tempat kerja, Red) semua bisa diselesaikan secara baik-baik,” tutur Rano.
“Awalnya sempat mendengarkan nasehat saya, namun begitu berbalik arah tiba-tiba saja saya langsung dipukul dari arah belakang,” imbuhnya.
Pada saat dipukul, lanjutnya, ia tidak mengetahui kalau ditikam menggunakan pisau karena tidak merasakan apa-apa. Hanya saja waktu dipukul beberapa kali dibagian tengkuk leher sebelah kanan ia langsung terjatuh di lantai pondok.
“Saya masih juga ditendangnya hingga terjatuh ke dalam air, namun sempat menyelamatkan diri dan naik lagi ke atas pondok. Begitu sudah di pondok teman yang lainnya berteriak kearah saya kenapa belakangmu berdarah,” akunya.
Begitu ia melihat darah yang keluar dari belakang, baru sadar jika telah di usuk menggunakan pisau dapur sebanyak tiga kali. Kemudian sebagain teman-temannya membawa ke Tarakan untuk mendapatkan pertolongan di RSUD.
“Waktu saya dibawa ke Tarakan, RD ditinggal di pondok dengan seseorang lagi agar tidak melarikan diri atas perbuatannya. Baru setelah saya bisa keluar dari rumah sakit teman-teman menjemput RD untuk diserahkan ke Polres Tarakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Tarakan, AKBP Dani Hamdani melalui Paur Subbag Humas Polres Tarakan, Iptu Hadi Sucipto membenarkan kejadian penganiayaan terhadap korban bernama Rano.
“Korban ini sempat mendapatkan perawatan di RSUD Tarakan, baru keluar Sabtu (27/2) sekitar pukul 14.30 Wita dan langsung melaporkan kejadian tersebut serta turut membawa tersangkanya ke Mapolres Tarakan untuk diproses lebih lanjut,” aku Iptu Hadi. (id/sti)