Tarakan, MK – Pembangunan 1000 tapak tower di Kalimantan Utara diperkiarakan akan terealisasi tahun 2018 mendatang dengan kapasitas 35 ribu MW. Pembangunan tersebut dalam rangka perecepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Kalimantan Utara.
Manajer Hukum Komunikasi dan Pertanahan PLN UIP Kalimantan Bagian Timur Fattah Wibisono mengatakan pembangunan tersebut nantinya akan bertahap yang dimulai dari Tanjung Redeb Tanjung Selor, dan Tidung Pale (KTT) hingga sampai ke Malinau.
“Dalam 35 ribu MW itu tidak hanya pembangkit saja tapi juga transmisinya. Jadi transmisinya sebagai penyaluran pembangkitan listrik dimana ada sekitar 1000 tapak tower dari Tanjung Redeb sampai Malinau” ujarnya kepada Metro Kaltara, Kamis (16/02)
Ia menambahkan, pembangunan yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi menemui beberapa kendala salah satunya adalah pembebasan lahan. Untuk itu ia menginginkan setiap Kabupaten menyertakan Tim Pengawal Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) dalam hal ini Kejaksaan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Dinas kehutanan masing-masing.
“Jadi sosialisai ini dilakukan untuk meyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam masalah pembebasan lahan tanah saat ini kita proses pembebasan, cuman pembebasan itu kita harus ada tahapnya, mulai sosialisasi hingga musyawarah, negosiasi masalah harga” ungkapnya
Tapi sebelum berjalan dengan mulus pihaknya akan berkoordinasi dengan seluruh stakeholder untuk bersatu supaya pelaksanaan pembebasan ini bisa dielesaikan secara bersama-sama dan lebih mudah.
“Jadi kita perlu menjalin kerjasama dengan seluruh stakeholder untuk memperlancar pembangunan di Kalimantan Utara. Mulai tahun ini kita serius sekali supaya Kaltara menjadi terang. Mengingat Rasio elektrifikasi masih belum terlalu tinggi jadi nanti kita harapakan mulai 2018 pembangkitan sudah jadi transmisi, sudah jadi distribusi rasio elektrifikasi kita tingkatkan” tutup Fattah (ars)