Puluhan Siswa SLB Datangi Anggota Dewan

by Setiadi
Saat hearing, Rabu (02/09) kerap kali siswa berkebutuhan khusus mendatangi anggota dewan. (him)

Saat hearing, Rabu (02/09) kerap kali siswa berkebutuhan khusus mendatangi anggota dewan. (him)

Tarakan, MK – Puluhan siswa berkebutuhan khusus bersama orangtua murid dan pemerhati anak cacat mendatangi Kantor DPRD Kota Tarakan, Rabu pagi (02/09).

Demo yang diawali dengan long march dari Gedung Sekolah Luar Biasa (SLB) Kasih Bahagia di samping gedung gadis menuju Kantor DPRD Kota Tarakan di Jalan Jendral Sudirman menyedot perhatian masyarakat yang lalu lalang. Mengapa tidak? Karena tuntutan kali ini turut dihadiri langsung siswa-siswa berkebutuhan khusus.

Kepada Metrokaltara.com salah satu orangtua murid Ana mengaku kedatangannya bersama rekan-rekannya tak lain meminta DPRD Tarakan bertindak cepat menyikapi persoalan yang timbul pasca dileburnya SLB Kasih Bahagia menjadi SLB berstatus negeri.

Artinya, 101 pelajar SLB Kasih Bahagia mau tidak mau harus berpindah sekolah ke SLB Negeri Kota Tarakan yang beralamat di Juwata Kerikil. “Jelas kami keberatan karena kondisinya jauh sekali. Kenapa tidak didirikan SLB Negeri di pusat kota, apalagi bagi siswa berkebutuhan khusus tentulah lokasi disana tidak ideal,” ujarnya.

Informasinya, Pemkot Tarakan mau menyediakan gedung sekolah di pusat kota tapi sampai saat ini belum ada kejelasannya. Bahkan jika tuntutan mereka tak terpenuhi para orangtuan murid tak akan menyekolahkan anak-anaknya lagi. “Kalau di Juata dirasakan terlalu jauh dan kenapa harus disana? Apakah di kota sudah tidak ada lahan lagi. Kita akan lanjut lagi dan berjuang serta tetap berusaha bagaimanapun anak SLB bersekolah di daerah kota,” tegasnya.

Dalam hearing tersebut turut dihadiri Asisten III Pemkot Tarakan Dra. Maryam, Ketua DPRD Tarakan Sabar Santoso beserta jajarannya dan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Tarakan Ilham Noor.

Sedangkan, Kepala Disdik Kota Tarakn Ilham Noor menjelaskan gedung sekolah SLB Kasih Bahagia di Jl. Jendral Sudirman dinilai tidak layak. Sementara pemerintah telah memiliki gedung sekolah baru bagi SLB negeri yang kondisinya jauh lebih representatif.

“Kita sudah mengevaluasi ternyata gedung itu semakin hari semakin rusak. Kita juga membayar listrik yang begitu mahal, dari mana kita membayar dengan dana sebesar itu,” keluhnya.

Sebenarnya, Ilham melanjutkan peralihan SLB Kasih Bahagia dilebur bersama SLB Negeri lebih kepada murid-muridnya yang harus negerikan oleh Pemkot Tarakan. Tentu bertujuan baik agar Yayasan yang selama ini terbebani mengurusi sekolah berkebutuhan khusus dapat ringan.

“Sebelum adanya pertemuan lanjutan, anak SLB masih bisa sekolah disitu (gedung lama,red). Tapi kita lakukan bertahap 2-5 tahun, jadi khusus siswa SD kita beri waktu 5 tahun dan SMP hanya 2 tahun,” bebernya.

Disdik Tarakan menilai bahwa gedung tersebut sangat mengkhawatir anak-anak yang sekolah di gedung lama karena sudah rusak. “Inilah yang kita lakukan untuk memindahkan sekolah lama kesekolah baru tapi ditolak oleh orangtua murid,” tuturnya. (him/sti)

.

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.