Samarinda, MK – Warga yang bermukim di Tanah Merah, Samarinda Utara sering mendengar suara-suara aneh seperti bunyi pluit atau mobil patrol dari pemukiman warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Ketua RT 28, Samidi, mengatakan siang dan malam suara tersebut sering kali ia dengar. “Kami sering mendengar suara-suara aneh, suara-suara tersebut sering kami dengar waktu siang maupun malam,” ujar Simidi.
Pertemuan antara Pemkot Samarinda, Polresta Samarinda, Dandim 0901/SMD dengan perwakilan 120 jiwa eks anggota Gafatar yang eksodus ke Tanah Merah Samarinda, diselenggarakan di Langgar Al-Fath, Rt 28 Tanah Merah, Samarinda Utara, belum lama ini.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua RT 28, Samidi menjelaskan aktivitas eks anggota Gafatar ini sudah sangat meresahkan warga. Jika warga eks Gafatar tetap tinggal maka harus mengikuti aturan dan kebiasaan yang ada di masyarakat. Seperti harus menyekolahkan anaknya di sekolah formal dan bukan di rumah. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan ditiru anak-anak setempat dan mempengaruhi kualitas pendidikan yang sudah baik saat ini.
“Kalau mau ikut aturan disini, saya terima. Contoh, anaknya harus disekolahkan,” katanya.
Jika ingin bertani, maka bertanilah seperti cara-cara yang lazim dan bukan seperti sistem militer. Wargapun meminta kepada pemerintah untuk memulangkan sebanyak 120 orang eks Gafatar ke kampung asalnya -masing. (Gladis/sti)