TANA TIDUNG, MK – Jelang perayaan natal dan tahun baru Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan ( DPPP ) Tana Tidung pastikan ketersediaan stok pangan di Tana Tidung tetap terkendali.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan ( DPPP ) Rudi Jum’at (15/11) DPPP Tana Tidung akan perkuat stakeholder pangan untuk menjaga kestabilan pangan.
“Untuk ketersediaan stok pangan menjelang Nataru, kami memastikan tetap aman karena ini kan sifatnya berulang setiap tahunnya jadi kami selalu memperkuat koordinasi dengan stakeholder pangan terutama Bulog,” ujar Rudi.
Ia menjelaskan jika ketersediaan stok pangan yang didistribusikan Bulog sudah terkendali, langkah selanjutnya yaitu memastikan harga pasar pangan juga tetap terjangkau.
“Karena Bulog itu kan mendistribusikan beras, gula kemudian daging dan sebagainya, kalau stoknya sudah bagus dan sudah termonitor ya tinggal kita memonitor inflasi harganya,” jelasnya.
Ia menyebutkan sudah menjadi peran pemerintah daerah untuk memecahkan permasalahan pangan pada setiap momen tertentu khusus natal dan tahun baru atau Nataru.
“Menjelang Nataru memang pemerintah harus menjamin ketersediaan stok pangan dengan harga yang harus terjangkau juga jadi kita harus mencari solusi terkait permasalahan pangan ya,” tukasnya.
Ia mengatakan tak hanya melibatkan Bulog, DPPP Tana Tidung juga akan meninjau penawaran dan permintaan atau Supply and Demand pangan di pasar tradisional yang ada di Tana Tidung seperti pasar Imbayud Taka.
“Kita nanti harus kolaborasi dengan Bulog karena juga kan mereka yang stok produk pangannya dan kita harus melihat juga Supply and Demand di pasar tradisional,” katanya.
Menurutnya tak jarang terjadi kenaikan harga yang disebabkan oleh permainan dari pedagang pasar yang sengaja menaikkan harga jual produk pangan.
“Kadang-kadang juga kenaikan harga itu bisa saja karena mekanisme pasar, bukan karena tidak ada stok jadi mungkin perlu ada keterlibatan aparat penegak hukum di situ,” tuturnya.
Namun ia menambahkan setiap tahunnya pada ketersediaan stok pangan di Tana Tidung selalu terkendali karena melihat jumlah penduduk Tana Tidung yang tidak terlalu banyak .
“Biasanya stok pangan di KTT itu selalu terkendali karena jumlah masyarakat kita kan tidak terlalu banyak seperti daerah lain,” tambahnya.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, saat ini terjadi kenaikan harga bawang di Tana Tidung dan ia menduga hal itu disebabkan karena adanya pengaruh cuaca yang menyebabkan buruknya hasil panen.
“Kalau sekarang ini informasinya memang harga bawang itu sedikit naik mungkin karena dari daerah-daerah produsennya kan karena pengaruh cuaca el nino ya tapi kami pastikan juga bawang itu masuk komoditi yang kita subsidi,” lanjutnya.
Ia juga paparkan terjadinya kenaikan harga produk pangan biasanya disebabkan ketidak seimbangan kebutuhan dan ketersediaan stok pangan.
“Kalau terkait harga ini juga kan tergantung Supply and Demand, kalau suplainya sedikit tapi permintaannya banyak dan berbarengan di momen tahunan disitu biasanya harga pangan naik,” ungkapnya.
Untuk itu DPPP Tana Tidung terus meninjau atau mengawasi ketersediaan dan penyedia produk pangan baik Bulog maupun distributor dan stakeholder pangan lainnya.
“Jadi pemerintah itu sebenarnya kan memonitor Supply and Demand makanya kami monitor stakeholder pangan.
“Terutama Bulog dan kami juga monitor distributor-distributor yang memasukkan produk pangannya ke Kabupaten Tana Tidung,” ungkapnya.
Upaya lain yang dilakukan DPPP Tana Tidung dalam menstabilkan harga dan stok pangan yaitu dengan mengoptimalkan penjualan produk lokal.
“kami juga menggenjot produksi lokal seperti ayam pedaging lokal sama telor lokal,” pungkasnya. (rko)