Kalbar, MK – Kelompok pengajian muslimah, Majelis Taklim Nurul Hidayah di Kampung Teluk Lerang, Desa Kuala Mandor A Kecamatan Kuala Mandor B, diduga mengalami keracunan makanan, Senin (14/3).
Peristiwa itu terjadi saat pengajian rutin di rumah seorang jamaah majelis sekitar pukul 18.30 WIB. Reaksi keracunan itu, berselang sekitar 1 jam, reaksi keracunan muncul pasca menyantap makanan dihidangkan tuan rumah. Acara pengajian ini sendiri dimulai sejak pukul 13.00-17.00.
Seluruh jamaah majelis taklim lebih dari 60 orang, baik anak-anak maupun dewasa mengalami, mual, muntah dan sakit perut, sehingga mendapat perawatan medis di Puskesmas Lingga sekitar 50 orang dan Pustu Kampung Jawa dua orang anak. Bahkan ada juga yang dirawat di Rumkit TNI AU Pontianak.
Kejadian ini dibenarkan oleh Kepala Desa Kuala Mandor A, Nursalam (50) yang mengatakan pelaksanaan pengajian rutin tersebut dilaksanakan setiap Senin malam oleh ibu-ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah ini.
“Usai acara itulah, mereka ada yang mengalami mual, muntah dan sakit perut. Dan itu diikuti oleh peserta lainnya yang juga makan. Sementara yang tidak makan tidak ada masalah,” ujarnya saat ditemui Selasa (15/3) sekitar pukul 01.00 dinihari, di Puskesmas Lingga.
Terkait korban yang rata-rata merupakan wanita dan anak-anak, Kades menuturkan bahwa pengajian rutin tersebut memang hanya diikuti para muslimah yang biasanya juga membawa anak-anaknya. “Rata-rata ibu Majelis Taklim ini datang bersama anaknya. Tapi ada juga yang bawa pulang ke rumah, tidak makan ditempat,” jelasnya.
Masih menurut Kades, atas kejadian tersebut seluruh masyarakat tidak menyalahkan siapapun karena menganggap ini sebagai musibah dan terjadi tanpa ada kesengajaan dari siapapun.
“Karena yang mengalami keracunan ini tidak hanya dari peserta saja, namun tuan rumahnya juga sebagai pembuat makanan ikut mengalami keracunan. Kemungkinannya dari bahan pembuatan mie, karena semua mengeluh usai makan mie olahan itu tak lama pusing,” bebernya.
Sementara, Abbas (43) yang membawa anaknya Abdul Aziz (22) dan menantunya Khosnah (20) mengalami pusing dan muntah-muntah setelah mengikuti pengajian tersebut. “Abis Maghrib mulai muntah-muntah dan bilang pusing, habis Isya mulai makin parah jadi langsung larikan ke sini,” ucapnya saat ditemui di Puskesmas Lingga.
Seluruh korban yang mengalami keluhan yang sama langsung dibawa menuju Puskesmas Lingga karena lokasi terdekat yang bisa diakses masyarakat. “Awalnya satu-satu dari kampung yang dibawa ke sini, pakai motor, ada yang sampai bonceng tiga. Kurang lebih ke kampung dari sini lima kilo lah, pakai motor, mobil susah masuk ke sana bang, motor lebih cepat kita angkutnya,” tutur Abbas.
Amnah (45) tuan rumah yang menyelenggarakan acara turut mengalami keluhan serupa. Bahkan diketahui bersama seluruh keluarganya mengalami keracunan usai menyantap mie olahannya. Diakui Amnah, mie goreng tersebut dibikin sendiri olehnya. Sajian yang diberikan saat itu ke tamu seperti mie goreng, kue dan es coklat. “Mienya saya olah sendiri, bahannya juga gak ada yang aneh-aneh, cuman dibuat mie goreng saja,” ujarnya yang terlihat lemah dan sulit menjelaskan akibat trauma.
Perawat Puskesmas Lingga yang saat itu tugas jaga malam, Andrey menjelaskan awalnya warga yang datang dengan keluhan pusing dan mual baru satu hingga dua orang, semakin malam warga kian banyak dan berduyun-duyun.
“Tanda awal gejala mual seperti pusing hingga muntah. Ternyata terindikasi kerucunan makanan. Hingga malam ini lebih dari 50 orang yang sudah kita tangani di Puskesmas. Kebanyakan anak-anak dan wanita dewasa, bahkan ada balita usia 13 bulan yang juga keracunan,” ucapnya.
Bahkan saat awak media melihat kondisi Puskesmas pada Selasa dini hari, sebagian pasien sudah membaik memilih pulang ke rumah agar bisa berisitrahat di rumah masing-masing. (Lyn/MK*1)