Pontianak, MK – Sekretariat DPRD Provinsi Kalbar dihebohkan dengan adanya teror sebuah tas dan bungkusan yang diduga berisi bom, di kantin kantor wakil rakyat, Rabu (6/1) siang. Tak mau ambil resiko, tim gegana Polda Kalbar terpaksa meledakan tas dan bungkusan yang ditinggal pemiliknya sejak pagi, di halaman gedung menggunakan alat discrapter.
“Usai kami lakukan pemeriksaan, tas tersebut pun diledakan. Namun ternyata tidak ada unsur logam, maupun bahan peledak di dalam tas yang dicurigai bom ini,” ucap Komandan Satuan Brimob Polda Kalbar, Kombes Polisi Gatot Haribowo kepada Metro Kaltara.
Ia menjelaskan pihaknya mendapat laporan dari Sekretaris DPRD Provinsi Kalbar, ada benda yang mencurigakan ditinggalkan di kantin. Mendapatkan laporan ini, tim gegana langsung meluncur ke lokasi dan menyisir tempat diletakannya tas tersebut.
Setelah diledakan, tas berisi pakaian dan perlengkapan mandi ini langsung di bawa ke Mapolda Kalbar guna dilakukan penyelidikan. Selain itu, pihak kepolisian juga masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi untuk mencari siapa pemilik tas misterius tersebut.
Rosnawati (53) pemilik kantin menceritakan sekitar pukul 07.00 Wib, sang pemilik tas datang dan langsung memesan bubur bersama teh panas. Tanpa merasa curiga, ia pun melayani orang tak dikenal ini seperti biasa. Tak lama berselang orang bersangkutan membayar dan pergi.
“Sebelum pergi dia menititipkan tas kepada saya, dia bilang tas saya ini berisi pakaian saya titip ya bu jangan diganggu. Anehnya saat saya lihat, buburnya kok tidak dimakan dan tehnya masih setengah gelas. Disitu saya mulai curiga dengan orang yang berciri-ciri tubuh kurus kecil, kulit hitam, menggunakan jaket hitam dan celana hitam serta membawa ransel,” bebernya.
Merasa curiga dan khawatir dengan tas tersebut, Rosnawati lantas melaporkan hal itu ke satpam. Satpam pun akhirnya melapor ke Sekretaris DPRD Provinsi Kalbar. “Saya bilang anak saya apa isi nya ini, kalau bom mati kita nanti. Setelah polisi datang, barulah saya dan anak saya keluar dari kantin,” kata ibu kantin yang sudah tiga tahun berjualan di kantin DPRD Kalbar.
Sementara, Sekretaris DPRD Provinsi Kalbar, Bambang S. Soerachmat membenarkan adanya laporan dari ibu kantin melalui satpam. Pihaknya pun langsung berkoordinasi dengan Polda Kalbar. “Pesan dari pemilik tas yang menyuruh ibu kantin jangan dibuka, ini yang membuat kecurigaan kami. Logikanya barang diletakan di kantin, yang letaknya berdekatan dengan SPBU, bisa saja ada kemungkinan diduga bahan peledak,” katanya.
“Selama ini paling demo dan itu pun hanya bakar ban, tapi sekarang sudah kami larang, aksi demo dengan membakar ban,” imbuhnya.
Kedepan Bambang menegaskan pihaknya akan meningkatkan dan memperketat protap di kawasan gedung DPRD Kalbar. Langkah pertama peningkatan pengamanan pamdal, yang jumlahnya sebanyak 26 security. Lalu melarang pedagang asongan masuk kelingkungan kantor, serta akan melobi pengelola anggaran untuk memasang CCTV out door. (Lyn/sti)