Kalbar, MK – KM. Bukit Raya dari Surabaya menuju Pontianak, kandas di Buih Tiga hingga Empat, Muara Jungkat, Sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (3/6) sekitar pukul 19.00 WIB.
Kapal yang mengangkut 1636 penumpang ini seharusnya tiba di Pelabuhan Dwikora Pontianak sekitar pukul 20.00 WIB. “Sekitar pukul 20.30 WIB diketahui kapal tidak bisa bergerak dikarenakan air yang surut dan berhenti di daerah Muara Jungkat,” ujar Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pontianak, Gunung Hutapea di atas KM Bukit Raya, Sabtu (4/6) sore.
Kapal milik Pelni ini diketahui keluar dari alur utama karena faktor cuaca. “Kapal coba masuk sesuai jalur, tapi tiba-tiba arus kencang sehingga terdampar ke posisi yang lebih dangkal dan kandas. Jadi faktor penyebabnya, cuaca ekstrem,” jelasnya.
Gunung mengungkapkan akibat kandasnya kapal, penumpang terpaksa dievakuasi menggunakan kapal ASDP dalam tiga tahap. Tahap pertama, ada 550 penumpang yang dievakuasi ke Pontianak. Tahap kedua, 700 penumpang diangkut.
“Tahap ketiga keseluruhan penumpang dievakuasi. Sejauh ini penumpang dalam kondisi baik. Setelah air pasang kita tarik kapalnya dengan dua atau tiga tug boat,” paparnya.
Kejadian kandasnya kapal besar di alur ini merupakan yang pertama kalinya. Sementara kapal-kapal kecil sudah beberapa kali kandas dialur yang sama.
Buih Tiga dan Empat diakui Gunung memang sempit. Bahkan kini lebarnya hanya 40 meter. Ia berencana melakukan pengerukan dasar sungai tahun ini. “Sekarang proses tender. Dalam waktu dua minggu ke depan kita akan mulai lagi. Dan kita akan fokus di Buih Tiga dan Empat ini, akan kita keruk dan kita lebarkan sehingga kapal-kapal besar seperti Lawit, Bukit Raya bisa leluasa berlayar di alur ini,” tuturnya.
Satu di antara penumpang kapal, Rosida mengungkapkan dirinya bingung saat kapal tidak juga bergerak menuju Pontianak. Saat kandas, menurutnya, tidak ada pemberitahuan. “Malamnya baru ada pemberitahuan bahwa kapal kandas. Terpaksa kita harus menunggu untuk sampai di Pontianak,” katanya.
Selama di kapal, Rosida hanya mondar-mandir dengan tujuan tidak jelas sambil menggendong anaknya. Dirinya tidak tahu harus melakukan apa selama berada di kapal. “Alhamdulillah dua anak saya tidak rewel. Hanya kepanasan saja dari tadi malam,” ungkapnya saat di evakuasi ke KM Bili.
Penumpang lainnya, Abdul Muin mengatakan, dari pelabuhan Surabaya mereka berangkat Kamis dini hari. Saat tiba di alur 3-4 tidak ada tanda-tanda kapal kandas. “Hanya berhenti saja. Tidak ada tanda apapun. Setelah itu tadi malam kita diberitahu bahwa kapal kandas,” akunya.
Keterlambatan Abdul Muin tiba di Pontianak, membuat keluarganya di Pontianak Timur, bimbang. Terlebih dirinya ke Pontianak untuk mengantar keponakannya yang sudah tiga tahun belajar di pondok pesantren. (lyn/MK*1)