Tarakan, MK – Dikota Tarakan, ada seorang kakek berusia 68 tahun, dapat melipat-lipat kedua kakinya dengan babagai gaya. Mbah Bejan orang memanggilnya, setiap hari disibukan dengan ayam peliharaannya dan menjaga warung makan milik istrinya.
Kakek kelahiran Blitar, Kampung Sukorjo tahun 1946, memiliki dua belas orang anak dan enam belas orang cucu, yang kini tinggal jalan Aki Balak, Kelurahan Juwata Kerikil, Kecamatan Tarakan Utara ini nampak seperti pria pada umumnya.
Namun di balik tubuh tuanya Mbah Bejan memiliki keahlian yang sangat unik, dirinya mampu melipat-lipat kedua kaki dan badannya. Berbagai macam gaya mampu ia tampilkan, salah satunya aksi bertopang dagu dengan kaki membentuk kaki meja.
Ditemui di kediamannya, Mbah bejan mengungkapkan saat masa kecil dipanggil dengan nama Suparmin, merasakan memiliki keahlian yang ia peroleh secara tidak sengaja sejak usia sebelas tahun.
Karena keahlianya ini yang akhirna mampu membawanya keliling Indonesia, dan di era tahun 70an aksinya ini mampu menjadi mata pencarian yang memuaskan. Dan pada masa itu Mbah Bejan muda mendapat julukan manusia pelastik.
Keunikan Mbah Bejan yang di perolehnya secara alami ini, baik itu melipat-lipat kedua kakinya serta memasukan tubuhnya kedalam sebuah toang tentu saja mampu membuat decak kagum orang yang melihatnya.
Istrinya, Suryani (58) mengatakan Walau aksinya tergolong ekstrim, Mbah Bejan ternyata tidak pernah mengeluh atau merasakan sakit di kedua kakinya, aksinya ini seakan mampu membuat a dirinya menjadi lebih kuat dan lebih sehat.
Sebagai bukti kenangan akan kejayaan masa mudanya kini masih terlihat dari sebuah foto saat tampil di Kota Surabaya tahun 1993 yang selalu ia simpan.
Mbah Bejan sebagai seorang pelaku seni hiburan, kini hidup dengan kesederhanaan jauh dari perhatian pemerintah, namuan ia bersyukur telah mampu membesarkan anak-anaknya yang telah memberikan cucu, sehingga mampu membuatnya bahagia sepanjang hari.(Mul)