Mengenal Lebih Dekat Tentang Museum Bank Indonesia

by Muhammad Aras

Museum Bank Indonesia

Jakarta, MK – Suasana kendaraan lalu lintas di wilayah Jakarta, Selasa (21/11) tampak lancar dan bebas dari kemacetan. Hal itupun menambah antusias kami bersama ratusan peserta pelatihan wartawan daerah Bank Indonesia (BI) 2017 mengunjungi Kawasan Kota Tua, Jakarta. (23/11)

Hanya dalam waktu kurang lebih 20 menit, kami bersama rombongan berangkat dari Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman menggunakan mobil mini bus akhirnya sampai tepat didepan Museum Bank Indonesia.

Sebelum masuk, satu persatu para peserta dilakukan pemeriksaan menggunakan metal detector. Setelah itu, tas dan barang bawaan kemudian dititipkan ke Petugas. Selanjutnya kami bersama rombongan disambut Yiyok T Herlambang selaku Kepala Pengelola Museum BI.

Dihadapan para wartawan, Yiyok sedikit menceritakan tentang awalnya mulanya Museum BI. Dijelaskannya, bahwa gedung yang terletak di Jalan Pintu Besar Utara No.3 Jakarta Barat ini didirikan pada tahun 1828, yang awalnya bernama De Javasche Bank (DJV).

Kemudian, sambung Yiyok, diresmikan pada 21 Juli 2009 oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Museum Bank Indonesia, jumlah pengunjung yang datang ke Museum tersebut terus bertambah. Menurutnya tahun ini, jumlah pengunjung baik dari luar Jakarta hingga touris asing rata-rata 1.000 orang tiap harinya.

“Sangat luar biasa, total satu hari itu rata-rata 1.000, bahkan Sabtu-Minggu itubisa sampai 2.000 pengunjung. Yang terbanyak itu pengunjung dari luar Jakarta, dari Jakarta juga ada, dan touris asing juga banyak,” ujar Yiyok T Herlambang.

Museum Bank Indonesia terbagi atas tiga klaster diantaranya klaster kelembagaan, klaster numismatik (tempat koleksi uang), dan klaster gedung bersejarah. Untuk perawatannya museum ini, memiliki 18 petugas non organik dan 5 petugas organik. Sementara petugas kebersihan mencapai 30 orang.

“Setiap Senin kita membersihkan mengenai gedung ini. Jadi dimana-mana itu setiap hari senin museum pasti tutup. Jadi Senin itu, kalau orang-orang masuk kantor kita tutup, karena dibersihkan. Buka jam 8 sampai 15.30 kalau hari biasa, kalau Sabtu-Minggu sampai jam 16.00 WIB,” bebernya.

Adapun retribusi karcis bagi para pengunjung Museum Bank Indonesia, hanya ditarik biaya sebesar Rp. 5.000. Namun petugas tidak membebankan biaya bagi pelajar, mahasiswa, komunitas, dan rombongan dari berbagai istansi. “Tiket untuk masuk cuman ditarik Rp 5.000, hari biasa maupun hari libur tetap sama harganya,”tutupnya.

Bagi masyarakat khususnya masyarakat khususnya masyarakat Kaltara yang ingin berangkat ke Ibu Kota Jakarta agar meluangkan waktu untuk jalan-jalan ke Museum Bank Indonesia. (ars)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.