Malinau, MK – Usai menggelar upacara adat dan budaya yang atraktif pada Kamis (18/10), Suku Dayak Kayan mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia Dunia (MURI) untuk kategori perisai terpanjang.
Perisai yang terbuat dari kayu meranti utuh tersebut memiliki panjang 11,25 meter, lebar 65 cm dan ketebalan 5 cm.
Salah seorang Dewan Muri yang hadir yaitu Jusuf Ngadri sebelum menyerahkan piagam penghargaan menyampaikan bahwa diantara semua sajian dari Suku Dayak Kayan yang di tampilkan, ada sebuah perisai. Perisai merupakan salah satu perlengkapan perang untuk melindungi diri dari serangan musuh yang merupakan tandem dari mandau sebagai senjata untuk menyerang.
Perisai memiliki filosofi yang di dalamnya terkandung warna dan ukiran motif etnik. Selain estesis juga menggambarkan suatu harmoni antara manusia dan alam yang senantiasa harus dijaga turun-temurun sebagai identitas budaya Dayak Kayan. Perisai mengandung kekuatan mistik untuk mengeluarkan semangat juang.
“Dengan ukuran 11,25 meter, lebar 65 cm dan ketebalan 5 cm. Bolehlah kita memaknai sebagai perisai, pelindung komunal masyarakat Dayak Kayan Kalimantan bahkan Indonesia yang dalam konteks kekinian mungkin untuk menangkal serangan-serangan perang masa kini seperti isu sara, hoaks atau radikalisasi dan sebagainya. Oleh karenanya melalui simbol perisai raksasa ini masyarakat Dayak terutama Dayak Kayan mampu menangkal semua serangan dalam perang modern ini. Ini sebagai simbolisasi perlindungan diri untuk mengkal semua serangan. Perisai ini dalam catatan MURI adalah perisai yang terpanjang yang telah dibuat manusia sepanjang sejarah” ungkapnya.
Sementara itu Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si dalam sambutanya juga mengatakan bahwa hakikat hidup manusia memang memiliki budaya tetapi kesempatan untuk mengekspresikan budaya itu terkadang tidak mendapatkan kesempatan.
“Oleh sebab itu, kita bersyukur kita menjadi orang yang berbahagia bisa menyaksikan salah satu tampilan etnis budaya yang ada di Malinau, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Indonesia. Saya menyebut ini dengan lengkap seperti itu karena kita memang harus menghidupkan hakikat nilai budaya yang menggambarkan Indonesia” ungkapnya.
Bupati Malinau merasa bahagia dan bersyukur bisa menyaksikan salah satu euforia budaya yang dimiliki anak bangsa khususnya Suku Dayak Kayan pada hari ini. Secara pribadi Dr Yansen sangat mengapresiasi semangat hadirnya seluruh warga suku dayak kayan dari berbagai daerah. Selain dari Malinau, hadir juga para tokoh Suku Dayak Kayan dari Kaltim, Kalbar dan Malaysia.
“Saya atas nama pribadi mengucapkan terimakasih atas kehadiran bapak ibu saudara khususnya tokoh-tokoh Kayan ini, semoga rajutan komunikasi, tali persaudaraan terus ditumbuh-kembangkan sehingga menciptakan kedamaian di Bumi Kalimantan” ungkapnya.
Selanjutnya, Bupati Malinau juga menyampaikan ucapan selamat kepada Suku Dayak Kayan atas pertunjukkan atraksi budayanya yang luar biasa dan telah mendapatkan rekor MURI yaitu memiliki perisai terpanjang. Sebelumnya Dayak Lundayeh juga menerima rekor dengan parang terpanjang pada tahun 2008. Dengan adanya rekor muri pada hari ini lengkap sudah apa yang dimiliki oleh Suku Dayak yang ada di Malinau.
“Lengkap sudah dimana kita memiliki parang dan perisai yang masuk dalam rekor MURI. Mudah-mudahan ini semakin memperkuat khasana budaya bangsa khususnya di Malinau, sehingga ke depan kita menjadi sebuah Kabupaten yang terus melahirkan gairah semangat untuk menciptakan prestasi-prestasi yang unggul” ungkapnya diakhir sambutan. (Aan/Diskominfo)