Jadi Hadiah Kepala Lapas Baru
Tarakan, MK – Untuk ketiga kalinya di tahun ini kasus penikaman terhadap narapidana kembali terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Tarakan. Parahnya, pelakunya merupakan narapidana di dalam lapas yang tak semestinya membawa senjata tajam atau sejenisnya yang dapat membahayakan para penghuni lainnya.
Terbongkarnya kasus penikaman berkat laporan dari HA istri dari AZ alias CE. HA datang ke Polres Tarakan, Kamis (16/6) melaporkan kalau suaminya menjadi korban penikaman NA, Rabu (15/6) sekitar pukul 16.00 Wita.
“Watu saya membesuk di Lapas, CE mengaku merasa demam, setelah itu baru dikasih tahunya lagi kalau dia (CE) sempat ditusuk menggunakan badik oleh NA saat sedang tidur di dalam sel,” ujar HA.
“Usai ditusuk bukanya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, CE hanya dirawat di poliklinik Lapas,” imbuhnya.
Saat ditanya kenapa suaminya sampai menjadi korban penikaman oleh NA, HA mengaku tidak tahu pasti apa penyebabnya. “Saya tidak tahu apa penyebabnya, suami saya juga tidak ada cerita. Namun usai saya besuk istri dari AN datang meminta damai dan jangan diteruskan ke polisi,” akunya saat memberi keterangan di Polres Tarakan.
Usai membuat laporan, korban dan AN langsung dijemput dari dalam Lapas oleh Satreskrim Polres Tarakan dimintai keterangan dan menindaklanjuti laporan istri CE. Lantaran prosedur penjemputan yang cukup alot membuat prosesnya memakan waktu cukup panjang.
Setibanya di polres Tarakan, CE langsung dilakukan visum sementara AN dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di ruangan Satreskrim. Dari pengakuan CE, dirinya saat itu tidak mengetahui kedatangan AB karena tengah tertidur. “Baru sadar kalau paha saya ditusuk pakai badik saat orang-orang ramai disekitar saya dan terasa sakit di paha sebelah kiri,” tegas CE.
Berdasarkan informasi yang ada, aksi penikaman tersebut dilatarbelakangi masalah utang piutang sebesar Rp600 ribu. “Memang saya ada pinjam uang sama AN, tapi tidak tahu apakah ini pokok permasalahannya. Karena sebelumnya kami masih saling bertegur seperti biasanya,” tutur CE.
Sementara Kepala Lapas Tarakan Fernando Kloer yang baru saja 2 hari berdinas mengaku saat itu tak berada di kantor. Apalagi jam kerja selama Ramadan hanya hingga pukul 14.00 Wita. Namun, petugas Lapas yang menolak namanya dikorankan ini mengaku di dalam ruangan sel tidak ada CCTV.
“Kita ada CCTV, tapi di dalam sel tidak ada. Yang nikam itu juga sudah ditahan di ruang isolasi,” ujar petugas Lapas tersebut.
Disamping itu saat awak media ingin mengkonfirmasi permasalahan ini kepada Bintang Zulkifli, selaku Kabid Binadik Lapas Tarakan, dirinya enggan berkomentar banyak. (id/MK*1)