Guru Disekolahkan ke Malang, Guna Mencontoh Konsep Lee Kuan Yew

by Isman Toriko

TANA TIDUNG, MK — Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali membuka Talk Show Program KTT Pintar dengan tema “Transformasi Pendidikan Tana Tidung Maju”.

Kegiatan ini digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tana Tidung di Pendopo Djafaruddin, Tideng Pale, Senin (4/12) lalu.

Talk show menghadirkan langsung Wakil Rektor I Universitas Negeri Malang (UM) Prof. Dr. Ibrahim Bafadal,M.Pd sebagai panelis, Dr. Joharyanto M. M.,M.Pd, dosen UM sebagai moderator.

Bupati dan Bunda PAUD Vamelia Ibrahim juga dinobatkan sebagai panelis dalam talk show yang dihadiri ratusan guru di Tana Tidung.  Bupati dalam sambutannya mengharapkan adanya pendidikan berkualitas di Bumi Upun Taka.

Untuk itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) guru akan menjadi fokus Pemkab Tana Tidung melalui Disdikbud. “Kalau bicara pendidikan yang berkualitas, SDM-nya dulu yang diperbaiki, siapa itu? bapak dan ibu guru dulu yang berkualitas, tidak mungkin anak muridnya berkualitas kalau gurunya tak berkualitas,” kata Ibrahim Ali.

Ibrahim Ali mengatakan, tidak menyalahkan pendidikan hari ini, tapi harus dilakukan evaluasi. Yang baik dilanjutkan, sedangkan yang belum harus diperbaiki hari ini.

“Nah, pertama kita ingin mengubah konsep atau pola pendidikan di Tana Tidung, saya yakin bahwa jika bicara tentang pendidikan kita berbicara investasi jangka panjang. Kalau bicara pendidikan hasilnya tidak dalam satu, dua tahun atau tiga tahun, tapi hasilnya akan kita lihat lima sampai 10 tahun yang akan datang, begitu lah dia,” terang Ibrahim Ali.

Karena itu, Ibrahim Ali berani berbicara dan berinvestasi bagaimana menyiapkan SDM guru dan pendidikan berkualitas di Tana Tidung.

“Diskusi saya dengan Pak Irdiansyah (Plt Kadisdikbud), sering bilang penduduk kita sedikit, APBD kita hampir Rp 1 triliun lebih.

Mandatori mengharuskan 20 persen untuk pendidikan, tahun ini APBD Rp 1,3 triliun, anggaran di Disdik Rp 264 miliar, mau dibuat apa anggaran ini kalau kita tidak bisa menghadirkan pendidikan yang berkualitas untuk anak anak kita,” tegas Ibrahim Ali.

Ia pun menangkap spirit dari cerita wakil rektor I UM tentang Perdana Menteri Singapura pertama, Lee Kuan Yew.

Singapura, kata Ibrahim Ali, merupakan negara kaya yang tidak memiliki sumber daya alam, hanya bebatuan. Tapi sekarang menjadi negara dengan bandara tersibuk di dunia, dan salah satu negara terkaya di dunia.

“Apa yang dilakukan Lee Kuan Yew, pertama “mengusir” anak anak muda mereka ke Inggris. Jangan pulang sebelum mendapat gelar doktor. Hasilnya bisa dilihat sekarang sebagai salah satu negara dengan bandara tersibuk dan terkaya di dunia.

Artinya Lee Kuan Yew melakukan investasi pendidikan dengan menyekolahkan anak anak muda mereka ke luar negeri,” ungkap Ibrahim Ali.

Kesuksesan Lee Kuan Yew itu akan dicontoh Bupati Tana Tidung dan menerapkannya di Kabupaten Tana Tidung, salah satunya meminta para guru untuk mengupgrade kemampuan ke UM.

“Yang SD, akan di sekolah kan ke S2, sedangkan yang di SMP S1 akan lanjut ke S2 di UM,” beber Bupati.

Diharapkan setelah lulus kembali mengabdi di Tana Tidung dan mencerdaskan anak di Tana Tidung.

“Hanya itu yang saya minta, silakan berkompetisi, seleksinya tahun depan. Kita anggarkan Rp 3 m, semua kita biaya, kami hanya minta satu tanda tangan pakta integritas, untuk guru yang kuliah di UM wajib mengabdi di Tana Tana Tidung, saya meyakini KTT tidak akan bisa maju dan berkembang dan bersaing dengan kabupaten lain di kaltara kalau pendidikan kita tidak maju,” ungkap Bupati.

Selain kualitas guru, pemkab juga merubah konsep pendidikan di Bumi Upun Taka. Bekerja sama dengan UM, Pemkab Tana Tidung mengosep sekolah unggulan masuk desa.“Insyaallah konsep kita akan berubah, kami tidak lagi melanjutkan boarding school, tapi kita merubah jadi sekolah unggulan masuk desa dengan konsep full day school,” terang Ibrahim Ali.

Tujuannya untuk pemerataan pendidikan, artinya semua murid berhak mendapatkan pendidikan berkualitas. Tidak ada lagi monopoli yang pintar hanya di Tideng Pale, di boarding school. “Jadi nanti akan dicoba di sekolah negeri dan masuk di desa,” tutup Ibrahim Ali. (rko)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.