TUGAS berat kini menanti Kepala Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II Tarakan yang baru yakni Fernando, Bc, IP, SH. Sebab saat ini lembaga yang baru dipimpinnya tersebut sudah lama menjadi sorotan publik lantaran sering dijadikan tempat transaksi narkoba.
Ia menjelaskan dirinya tak akan terburu-buru dalam mengambil tindakan memberantas narkoba di dalam Lapas Kelas II A Tarakan. Ia memilih lebih fokus pada upaya penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) begitu juga dengan alat prasarananya.
“Saya gak akan bicara dulu masalah gebrakan, saya kuatkan dulu. Petugas kita minim sekali kalau kita gak sikapi bisa menambah persoalan. Pertama kita kekurangan SDM, dan sarana prasaran kita minim,” ujar Fernando usai acara serah terima jabatan (Sertijab) dengan Kepala Lapas Kelas II A Tarakan yang lama Supeno Djoko Bintoro, Bc, IP, SH, kemarin.
Sejumlah sarana dan prasarana yang diperlukan di antaranya alat pendekteksi narkoba, anjing pelacak dan senjata. “Jadi kalu kita terburu-buru gak semuda membalikkan telapak tangan. Pelan tapi pasti akan saya lakukan,” tegasnya.
Untuk diketahui, Fernando sebelumnya menjabat Kepala Lapas Gorontalo. Ia juga pernah bertugas di Ambon, Poso dan Sumatra Selatan. Untuk itu ia tak akan numpang lewat begitu saja di Tarakan ini.
“Tiap daerah pasti punya masalah tersendiri, gak ada lapas di Indonesia yang benar-benar aman. Khusus di Tarakan itu sangat gak berimbang, petugas hanya 54 orang menjaga napi 800 orang. Bayangin satu petugas ngawasi 400 orang masuk akal gak? Makanya saya gak heran kalau narkoba masuk dilempar dari luar karena gak ada yang jaga,” bebernya.
Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah agar mendukung penuh kekurangan di Lapas Kelas II A Tarakan. (aras/MK*1)