BKSDA Gagal Evakuasi Pongo

by Metro Kaltara

Pontianak, MK – Satu spesies Orangutan yang merupakan satwa langka ditemukan tim BKSDA di rumah seorang warga. Namun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar gagal mengevakuasi Orangutan tersebut.

Masdin, warga Jalan Trans Kalimantan Desa Korek Ambawang tampak sewot tatkala tim BKSDA mendatangi kediamannya untuk mengevakuasi Orangutan yang dipeliharanya. Menurut Masdin, spesies bernama latin Pongo Pygmaeus ini, sengaja dibeli Masdin sedari bayi untuk dipelihara.

“Orangutan ini saya pelihara sejak berumur 1 tahun. Saya tidak menangkapnya. Saya membelinya dari warga dan saya membantu melindunginya,” tegas Masdin.

Ia mengaku kesal lantaran merasa diancam oleh pihak BKSDA yang tiba-tiba mendatangi rumahnya dan meminta Orangutan yang sudah dirawatnya sejak masih bayi.  Ia bersikeras tidak mau memberikan Pongo saat itu dengan alasan ingin mengembalikan Pongo secara langsung ke kantor BKSDA Kalbar.

“Saya siap mengembalikannya jika diminta dengan sopan. Dimana alamatnya, saya akan datang ke tempat itu,” ujar Masdin, Rabu (7/10/2015).

Masdin mengisahkan, Orangutan itu dibelinya enam tahun lalu dari seorang warga Rasau, Kubu Raya. Dia mendapatkan kabar ada penemuan bayi Orangutan, lantas ia kesana untuk membelinya. Pongo dibelinya dengan harga Rp 1,5 Juta.

“Saya pelihara enam hingga tujuh tahun. Pernah satu kali Pongo lepas, namun tiga hari kemudian Pongo kembali lagi. Kita beri makan, kita mandikan. Dan anak-anak semua sayang sama Pongo,” ceritanya.

Ia menyadari bahwa Pongo merupakan satwa yang dilindungi. Ia juga menyadari  wewenang dan hak BKSDA atas konservasi satwa yang dilindungi. Namun ia ingin pengambilan Pongo ini dilakukan secara baik. Orangutan, lanjut dia, cukup banyak di Hutan Rasau Jaya. Namun dengan berkembangnya perkebunan mengakibatkan hutan yang ada gundul dan habitat Orangutan habis. Ia hanya merasa kasihan dengan Orangutan tersebut.

“Jika dibangun dengan komunikasi yang baik, pasti dikembalikan. Jangan ramai-ramai seperti ini. Apalagi ada kata-kata jika keberatan akan di proses. Orangutan dilindungi, itu saya tahu,” elaknya.

Humas BKSDA Kalbar, Muhammad Soleh menyatakan bahwa gagalnya evakuasi ini karna miss komunikasi. Pihak BKSDA tidak bermaksud mengancam. Malah pihak BKSDA sangat berterimakasih atas bantuan Masdin yang sudah memelihara Pongo dengan baik.

“Kami hanya menjalankan tugas untuj melindungi satwa yang dilindungi. Orangutan membawa virus hepatitis yang dapat menular pada manusia sehingga tidak untuk dipelihara di rumah.Apalagi bersentuhan langsung. Itu bahaya,” ujarnya.

Pihak BKSDA terus melakukan lobi terhadap evakuasi Pongo pada pemelihara yang juga merupakan kepala adat desa setempat itu. Menurutnya satwa itu harus dievakuasi dan diperiksa kesehatannya.  Alhasil Masdin setuju menuerahkan Pongo, namun ia sendiri yang akan membawa Pongo datang ke BKSDA.

“Masyarakat yang menemukan atau menyimpan harus mengembalikan.Namun masyarakat memang kurang mengerti,” terangnya.

Sementara itu Kasi Humas Polsek Ambawangn, IPDA Iswantoro membenarkan adanya kesalahan komunikasi dalam evakuasi ini. Ditambah lagi pihak BKSDA membawa banyak orang dan pihak media dalam evakuasi tersebut. Kemungkinan pemelihara merasa syok dan terancam sehingga tidak mengizinkan BKSDA melakukan evakuasi pada hari ini.

“Dan sekarang telah ada komunikasi yang baik. Pemelihara cukup kooperatif Dan dia sepakat akan mengantar langsung ke BKSDA lusa,” Ujar IPDA Iswanatoro saat ditemui diruangannya di Polsek Sungai Ambawang Kubu Raya. (Lyn)

.

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.