Kalbar, MK – Raut wajah Ervina menyiratkan panjangnya perjalanan yang harus ia tempuh sebelum tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak, saat dijemput Tim Perlindungan BP3TKI Pontianak, Minggu (6/3) malam. Ervina menempuh perjalanan seharian penuh menggunakan pesawat setelah dipulangkan KJRI Kinabalu, Malaysia pada akhir Februari 2016 lalu ke Indonesia.
Sedikitnya tiga bandara disinggahi Ervina untuk transit, yaitu Tarakan, Balikpapan dan Jakarta. Ia tiba bersama enam orang anaknya yang sekitar pukul 19.20 WIB, menggunakan pesawat Lion Air JT 716 dan langsung dibawa ke shelter BP3TKI Pontianak.
Sembari menggendong bayinya yang masih berumur 4 bulan, Ervina menceritakan kisahnya selama di Malaysia hingga dipulangkan ke Kalimantan Barat dengan membawa enam orang anak. Ia mengaku sudah berangkat ke Malaysia pada tahun 2003 lalu. Waktu itu umur baru 15 tahun sudah berangkat ke Serian di Serawak sana,” cerita wanita asal Kabupaten Sanggau tersebut.
Di tempat tersebut dirinya bertemu dengan agen yang mengirimnya ke Kota Kinabalu Malaysia, untuk bekerja sebagai penata laksana rumah tangga. Setelah dua tahun bekerja dirinya menikah dan dikaruniai enam orang anak. “Nikah sama orang Filipina, bapaknya mereka dak bisa ikut, jadi bawa anak-anak saja,” ujarnya sebelum dibawa petugas BP3TKI Pontianak.
Kepala BP3TKI Pontianak Kombes Pol Aminudin membenarkan kejadian yang dialami oleh Ervina. Aminudin menyampaikan bahwa Ervina sudah menikah dengan orang Filipina sejak bekerja di Malaysia, dan dipulangkan ke Indonesia karena terancam kehidupan rumah tangganya.
“Adanya tekanan dan ancaman dari pengedar narkoba terhadap Ervina setiap hari ketika suami tidak berada di rumah,” ujar Aminudin saat ditemui dikantornya pada Senin (7/3) siang.
Masih menurut Aminudin, saat Ervina ditanya status pernikahannya tidak menjawab dengan jelas dan hanya menjawab bahwa suaminya tidak bisa ikut pulang mendampingi.
“Katanya sih karena dokumennya expired,” ucapnya.
Tim BP3TKI Pontianak kemudian mendampingi pemulangan Ervina beserta anak-anaknya ke Balai Karangan, Kab Sanggau, Kalimantan Barat agar segera bertemu dengan keluarganya. Pihaknya juga berharap agar pemerintah daerah bisa membantu anak-anak Ervina agar bisa bersekolah nantinya.
“Mengingat ada empat anak Ervina yang berusia sekolah, kita harap Pemkab dapat memperhatikan terkait pendidikan anak-anak Ervina,” harapnya. (Lyn/MK*1)