TANA TIDUNG, MK – Adanya warga yang terdampak penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tana Tidung, Dinas Kesehatan kembali lakukan pengasapan atau Fogging di sejumlah wilayah yang dianggap rawan demam berdarah.
Hal itu dilakukan untuk menekan tingkat jumlah penderita, sekaligus juga memberantas sarang nyamuk.
Seperti permintaan warga kepada Dinas Kesehatan, agar pihak nya melakukan Fogging di lingkungan warga, agar DBD tidak berkembang biak.
“Dilingkungan kami ini sudah ada anak warga yang terkena demam berdarah. Makanya kami minta selain kami jaga kebersihan juga dilakukan Fogging ,” kata Zul salah satu warga.
Warga lainya Erni pun berkomentar yang sama. Menurutnya selain menjaga lingkungan sekitar memang harus juga dilakukan Fogging agar lebih maksimal.
“Memang Fogging juga lebih efektif meski kita bersihkan lingkungan harus juga dilakukan Fogging oleh pihak terkait agar lebih maksimal,” katanya.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Hanna Juniar mengatakan, total kasus DBD di Tana Tidung saat ini sebanyak 22 kasus DBD di 5 kecamatan yang ada di KTT.
“Untuk Kecamatan Sesayap Kecamatan 15 kasus, Kecamatan Tana Lia 1 kasus, Sesayap Hilir 1 kasus, Muruk Rian 1 kasus dan Kecamatan Betayau 4 kasus jadi total ada 22 kasus dari Januari hingga Maret 2024,” kata Hanna Juniar kepada Metro Kaltara, Kamis (7/3).
Menurutnya, Fogging telah dilaksanakan sesuai SOP di sebagian desa di Kecamatan Sesayap dengan metode Fogging fokus, dan Fogging dilakukan dengan Fogging 100 meter kanan kiri depan belakang dari rumah penderita DBD.
Fogging dilakukan berdasarkan hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) Tim Puskesmas Sesayap. Selain Fogging , tim juga mengedukasi warga sekitar agar tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
“Tindakan pencegahan juga terus kami galakkan yakni melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus, kegiatan ini melibatkan Dinas Kesehatan, Puskesmas Sesayap dan juga Satpol PP serta desa setempat,” ungkapnya.
Ia pun berharap setelah ini tidak ada lagi kasus DBD. Masyarakat diharapkan peduli dengan kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun di luar rumah. Caranya yakni dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah tangga dengan cara menghilangkan tempat perindukan nyamuk.
Menurut dia, pihaknya kini terus menerus melakukan sosialisasi di lingkungan masyarakat dan pasien di RSUD agar menjaga stabilitas kebersihan lingkungan sekitar, sehingga tidak mendatangkan virus DBD dan virus lainya.
“Warga harusnya sadar akan hidup sehat, agar tidak terserang gigitan nyamuk yang mengakibatkan virus DBD tersebut. Hal ini bertujuan agar dilakukan pelayanan dan pengobatan sebelum virusnya menyebar lebih jauh lagi,” pungkasnya. (rko)